Menyambut Tahun Baru Hijriah dengan Meriah, Salahkah?

Menyambut Tahun Baru Hijriah dengan Meriah, Salahkah?

Assalamu’alaikum Sobat keren, pernah ga diajak pawai obor saat malam tahun baru Hijriah? Tidak hanya pawai obor, banyak umat muslim yg mengadakan pengajian khusus, zikir bersama dan yang lainnya di malam pergantian tahun hijriah. Beberapa mencoba memeriahkannya layaknya orang-orang memeriahkan tahun baru masehi.

Namun, tidak kita dapati contoh demikian dalam sejarah Islam awal baik masa Nabi Muhammad saw atau para sahabat. Padahal sekiranya menyambut bulan Muharram sebagai tahun baru hijriah itu amalan baik maka para sahabat Nabi pasti paling terdepan dlm melakukannya.

‎لَوْ كَانَ خَيرْاً لَسَبَقُوْنَا إِلَيْهِ
“Seandainya amalan tersebut baik, tentu mereka (para sahabat) sudah mendahului kita melakukannya.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, Ibnu Katsir, tafsir surat Al Ahqof: 11, 7/278-279, Dar Thoyibah, cetakan kedua, tahun 1420 H)

Baca Juga :

Tahun Baru Hijriah Dan Sikap Seorang Muslim

Merayakan tahun baru hijriyah dengan pesta kembang api, dzikir bersama, mengkhususkan pengajian tertentu, menyalakan lilin, atau membuat pesta makan, jelas adalah amalan yang tidak didasari Sunnah. Karena penyambutan tahun hijriyah semacam ini tidak pernah dicontohkan oleh Nabi saw dan para sahabat, para tabi’in dan para ulama sesudahnya.

Jangan sampai kita mau memeriahkannya hanya karena takut kalah saing dengan orang lain dalam memeriahkan tahun baru masehi. Padahal niatan demikian kurang sejalan dengan teladan Nabi saw dan para sahabat. Bukankah Rasulullah saw pernah bersabda agar kita jangan meniru-niru kebiasaan suatu kaum yang bertentangan dengan tradisi Islam sejati?

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
”Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka”( HR. Ahmad dan Abu Daud. Syaikhul Islam dalam Iqtidho’ (1/269) mengatakan bahwa sanad hadits ini jayid/bagus. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih sebagaimana dalam Irwa’ul Gholil no. 1269)

Maka meski sobat keren tidak memeriahkannya demikian rupa, bukan berarti kita tidak memuliakan tahun baru hijriah atau bulan Muharam sebagai salah satu bulan Haram atau bulan yang suci. Kita hanya menjalankan apa-apa yg Nabi saw dan para sahabat lakukan dalam menjalani bulan ini.

Baca Juga :

Share

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *