Kemerdekaan Sejati, Ada di Dalam Hati

Kemerdekaan Sejati, Ada di Dalam Hati

Kemerdekaan Sejati, Ada di Dalam Hati

Islamku Keren

February 2, 2021

Assalamu’alaikum, Sobat Keren!

Belum lama ini Indonesia merayakan kemerdekaanya yang ke-75. Kemerdekaan, menurut Soekarno, adalah suatu jembatan emas, yaitu penghubung antara alam kolonialisme dan alam kemerdekaan. Tapi sobat, meskipun Indonesia sudah merdeka, apakah artinya kita semua sebagai orang Indonesia sudah benar-benar merdeka? Apakah tidak adanya penjajah berarti kita pantas disebut sebagai orang-orang merdeka? Apakah merdeka juga berarti bahwa kita bebas melakukan apapun yang kita inginkan? Bagaimana, ya, Islam melihat kemerdekaan setiap individu?

Sobat keren, mari kita sama-sama merefleksi dan mengingat-ingat dulu, deh. Sobat keren pernah nggak, merasa malas shalat, ngaji, belajar, atau kerja? Atau sobat pernah nggak, kelamaan chatting atau main game kesukaan sampai lupa waktu? Atau intinya, pernah nggak sih sobat merasa terperdaya oleh hawa nafsu untuk melakukan hal yang sia-sia, bahkan dilarang oleh Allah? Nah, kalau jawabannya iya, sepertinya selama ini sobat belum benar-benar merdeka deh. Kenapa, ya?

Sobat keren, dalam pandangan Islam, setiap orang dikatakan merdeka ketika ia meninggalkan kegelapan menuju cahaya-Nya. Artinya, orang yang merdeka itu bukan orang yang memiliki kebebasan untuk melakukan apapun yang ia inginkan, seperti berbuat maksiat, membuang waktu dengan melakukan hal yang sia-sia, atau melakukan apapun demi memuaskan hawa nafsu. Orang yang merdeka adalah mereka yang dapat meninggalkan seluruh hal buruk, meskipun sangat menyenangkan, dan beralih untuk berhijrah menuju jalan Allah dengan menjalankan seluruh ajaran dan perintah-Nya.

Kemerdekaan yang sejati tidak akan dapat diraih apabila kita tidak berhijrah menuju jalan Allah. Keutamaan berhijrah untuk mendapatkan kemerdekaan secara tersirat tercantum dalam salah satu firman Allah ,

الَّذِينَ آمَنُوا وَهَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ أَعْظَمُ دَرَجَةً عِنْدَ اللَّهِ ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْفَائِزُونَ
يُبَشِّرُهُمْ رَبُّهُمْ بِرَحْمَةٍ مِنْهُ وَرِضْوَانٍ وَجَنَّاتٍ لَهُمْ فِيهَا نَعِيمٌ مُقِيمٌ
خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ۚ إِنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ

“Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta, benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan. Tuhan mereka menggembirakan mereka dengan memberikan rahmat daripadanya, keridhaan dan surga, mereka memperoleh di dalamnya kesenangan yang kekal. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.” (QS At-Taubah: 20-22).

Ayat tersebut mengisyaratkan bahwa dengan berhijrah, beriman, dan berjihad, manusia akan mendapat kemerdekaan yang sejati, yaitu diangkat derajatnya dan mendapatkan kemenangan, kegembiraan, serta kesenangan yang kekal dari Allah.

Nah, sobat keren, sebenarnya konsep kemerdekaan individu juga nggak jauh berbeda kok dengan konsep kemerdekaan suatu negara. Mungkin secara garis besar, sebuah negara dikatakan merdeka kalau sudah bebas dari penjajah yang merampas kekayaan negerinya, menyiksa warga, dan menghambat perkembangan suatu negara. Nah, kalau kemerdekaan individu, artinya juga sama, yaitu bebas dari “penjajah” atau berbagai macam hal yang mencelakakan dan menghambat perkembangan diri kita, seperti sifat malas, sombong, tidak dapat menahan hawa nafsu, dan sifat-sifat buruk lainnya. Selain itu, mengenai kemerdekaan, Soekarno juga mengatakan, “Ketahuilah bahwa kemerdekaan barulah sempurna, bila mana bukan saja dari politik kita merdeka, dan bukan saja ekonomi kita merdeka, tetapi di dalam hati pun kita merdeka.”

Oleh karena itu, kemerdekaan, khususnya sebagai orang Islam, bukan ditentukan dari kebebasan terhadap kekuasaan penjajah atau kebebasan untuk melakukan apapun yang kita inginkan, tetapi kemerdekaan yang sejati adalah ketika kita bisa meninggalkan dan bebas dari seluruh hal buruk, serta beralih untuk menjalankan seluruh ajaran dan perintah Allah.

Jadi, gimana sobat keren, sudah merdeka belum? Kalau belum, yuk sama-sama kita raih kemerdekaan sejati kita!

 

Penulis: Ansar Ahmad


Facebook


Twitter


Youtube


Instagram


Spotify

Share

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *