Mendengar salah seorang sahabat menggoreskan ceritanya tentang persiapan Jalsah, hati ini rasanya seperti tersayat sembilu. Kamis sore, 13 Januari 2022. Bu Cucu bercerita sedang berkemas untuk acara 3 hari. Dalam hati terlintas rasa iri sekaligus bahagia mendengar acara Jalsah ini akan terselenggara, walaupun secara virtual.
Seketika saya ingat, bahwa ternyata acara Jalsah tahun 2019 adalah Jalsah tatap muka terakhir yang bisa dilaksanakan. Setelah itu, pandemi covid menunda semuanya. Namun sekarang, sejak hari Minggu tanggal 9 Januari, semua orang sudah disibukkan dengan rencana Jalsah Nasional ini melalui webinar yang diselenggarakan melalui zoom. Demikian halnya di tempat kami, Kunto Darussalam, Riau yang akan menyelenggarakan acar di salat center.
Cabang yang diperkenankan tatap muka hanya yang dekat, yaitu Kulim dan Rangau. Sementara cabang yang berjauhan tidak diperkenankan hadir dan hanya menyimak di cabang masing-masing.
Baca Juga : Keberkahan Tak Tergantikan
Dalam acara ini, saya mendapat karunia sebagai tim konsumsi cabang Kunto Darussalam. Kesedihan tidak bis hadir seperti tahun-tahun sebelumnya sedikit terobati dengan kesempatan berkhidmat kepada tamu Hadhrat Masih Mauud. Para tamu Allah Taala.
Sejak hari pertama, setelah tahajjud, subuh, dan daras Al-Qur’an, saya langsung terjun ke dapur. Sembari memasak, saya dengarkan ceramah demi ceramah dari para muballigh. Ceramah Pertama oleh Maulana Ridwan Buton. Tentang Zuhud yang artinya meninggalkan, yaitu meninggalkan segala keburukan dunia. Berganti kepada segala kebaikan demi menuju akhirat.
Ceramah kedua, oleh Maulana Danang tentang kewajiban kaum laki-laki, dan hak-hak kaum perempuan. Tanggung jawab sebagai suami, adalah sebagai teladan, melindungi, memberikan nafkah bagi keluarganya. Bahkan mengenai, perlindungan terhadap para anak-anak yatim dan para janda. Akan tetapi sebagai mana pesan Khalifah yang beliau kutip, “ Jangan berpoligami, jika belum bisa berbuat adil.” Sebab akan ada yang tersakiti, akibat poligami. Jika tidak bisa berlaku adil.
Konsumsi pun siap meskipun hanya dengan menu sederhana, namun memenuhi kebutuhan gizi yang seimbang. Alhamdulillah menu sederhana, laris manis. Di hari pertama jalsah, cukup banyak yang hadir, walaupun tidak semua anggota bisa datang.
Malam hari sesudah shalat Isya, dilanjutkan dengan menyimak Khutbah Jumat di MTA yang disampaikan oleh Hudzur tercinta. Tentang sahabat Rasulullah SAW, Abu Bakar Assyidiq. Juga kisah tentang Surakah dan gelang-gelang Raja Kisrah. Khutbah selesai, saya kembali ke dapur untuk menyiapkan menu besok. Jalsah hari ke-2.
Baca Juga : Berkhidmat Adalah Pilihan Yang Terbaik
Di Hari kedua, Masha Allah, ceramah disampaikan oleh para Mubaligh senior yang telah begitu banyak dipindahtugaskan. Beliau juga sudah banyak mendirikan cabang dan masjid-masjid di beberapa daerah.
Apalagi, ketika ditampilkan ceramah yang mengulas tentang perkembangan jemaat Ahmadiyah di luar negeri. Terutama di Eropa dan Afrika, dalam tampilan video-video tentang hasil kerja keras jemaat Ahmadiyah yang begitu dihargai dan patut dibanggakan.
Akan tetapi, hatiku justru sedih. Sedih saat mengingat yang terjadi di negeri sendiri. Di Indonesia, masjid-masjid di segel, bahkan beberapa bangunan milik Ahmadiyah dibakar. Padahal, barang siapa memakmurkan masjid, akan besar pahalanya. Apalagi membangun. Namun di Indonesia, mereka justru merusak masjid-masjid milik Ahmadiyah.
Di hari ketiga Jalsah Salanah Virtual Jemaat Ahmadiyah Indonesia, di acara penutupan hari Minggu tanggal 16 Januari 2022. Bapak Amir Nasional Jemaat Ahmadiyah menyampaikan kabar gembira yang sangat membahagiakan kita semua. Beliau menyampaikan bahwa “Jalsah Salanah Virtual JAI kali ini sukses luar biasa, ditandai dengan antusias anggota jemaat yang menyimak dan menghadiri acara Jalsah.”
Bapak Amir mencatat bahwa yang hadir dalam acara Jalsah Salanah Virtual tahun ini sebanyak 16.683 orang dengan catatan 5.410 orang hadir secara offline dan 11.273 orang hadir secara online. Beliau menambahkan bahwa jumlah kehadiran di Jalsah JAI tahun ini melebihi jumlah kehadiran Jalsah di mana pun, bahkan melebihi jumlah kehadiran Jalsah Salanah di Inggris yang dihadiri oleh 14.000 orang baik secara offline maupun secara online.
Bapak Amir juga menyampaikan bahwa jumlah Ghair Ahmadi yang mengikuti Jalsah Salanah JAI kali ini sebanyak 2688 orang. Kalau Jalsah Salanah diselenggarakan secara offline ( tatap muka ) saja, maka kehadiran Ghair Ahmadi tidak akan pernah mencapai sebanyak ini.
“Alhamdulillah, dengan biaya yang lebih sedikit tapi mendatangkan hasil yang luar biasa,” kata Bapak Amir di acara penutupan yang beliau pimpin langsung.
Semua anggota jemaat di seluruh nusantara ikut bahagia dan bersyukur ke Hadirat Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang yang telah menganugerahkan limpahan berkat dan rahmat-Nya dalam acara Jalsah Salanah Virtual JAI tahun ini.
Kita juga meyakini sepenuhnya bahwa semua kesuksesan dan berkat yang dicapai tidak terlepas dari doa-doa Hudzur secara khusus. Sebagaimana yang telah disampaikan oleh Bapak Amir Nasional pada saat acara pembukaan di hari pertama. Alhamdulillah, Zindabad JAI Indonesia.
Walaupun Jalsah salanah tahun ini, hanya virtual. Kami tidak bisa bertatap muka dengan para saudara rohani. Namun kerinduanku akan Jalsah telah terobati. Puji syukur ke-Hadirat-Mu Ya Allah. Pada Jalsah tahun ini, selain aku bisa menyimak acara Jalsah. Aku juga bisa berkhidmat kepada para tamu Masih Mau’ud, Imam Mahdi tercinta. Juga para tamu-tamu Allah Taala. Semoga lelahku menjadi Lillah.
Penulis: Bunda Ngatinem
Baca Juga : Kesan Penuh Khidmat dalam Acara Berberkat