PUASA SIMBOL CINTA HAMBA KEPADA ALLAH SWT

PUASA SIMBOL CINTA HAMBA KEPADA ALLAH SWT

PUASA SIMBOL CINTA HAMBA KEPADA ALLAH SWT

Islam Keren

May 14, 2020

Assalamu’alaikum sobat keren,

Ketika kita akan melakukan suatu pekerjaan maka hal pertama yang harus kita pahami adalah apa tujuan dari pekerjaan yang kita lakukan. Memahami betul tujuan akhir dari suatu pekerjaan akan mendorong kita melaksanakan pekerjaan dengan sungguh-sungguh. Lebih dari itu kita pun bisa mengharapkan untuk mendapatkan kenikmatan dari pekerjaan yang kita laksanakan.  Konsep ini juga berlaku dengan ibadah yang kita laksanakan. Dalam hal ini puasa misalnya, ibadah puasa ini bisa jadi hanya akan menjadi ritual tahan lapar  yang kering dari makna apabila kita tidak memahami tujuan atau falsafah di balik puasa ini.

Dalam Al-Qur’an, surah Al-Baqarah ayat 184 Allah SWT telah menjelaskan bahwa tujuan utama dari orang berpuasa adalah yaitu kita menjadi pribadi-pribadi yang bertakwa. Hanya kata takwa dalam Islam adalah kata yang mengandung kajian yang sangat luas. Salah satu aspek takwa adalah aspek kecintaan, yaitu seorang hamba menyadari betul akan keberadaan sosok Allah SWT, dan kesadaran itu melahirkan ketakutan untuk kehilangan kecintaan Ilahi. Dari aspek inilah saya ingin membahas konsep takwa dalam puasa yaitu dari sisi bahwa “Puasa adalah simbol cinta hamba pada Allah SWT ”.

Hakikatnya puasa adalah suatu bentuk ekspresi kecintaan seorang hamba kepada Sang Penciptanya. Kecintaan itu diekspresikan lewat hamba itu meninggalkan kebutuhan dasarnya demi menunjukkan bukti ketaatan kepada Ilahi. Lihatlah, dalam puasa 3 hal dasar yang harus ditinggalkan adalah 3 kebutuhan dasar manusia, lebih dari itu malah 3 kebutuhan dasar dari mahluk hidup. Makan, minum dan melangsungkan keturunan adalah 3 kebutuhan dasar manusia. Sebelum manusia mengenal pakaian, rumah, budaya dll.  3 kebutuhan ini sudah menjadi kebutuhan alami dan dicari oleh manusia dari jaman prasejarah. Sedemikian penting kebutuhan ini hingga Allah SWT Sendiri dalam Al-Quran memerintahkan manusia untuk mencari 3 kebutuhan dasar itu. 3 kebutuhan ini juga berkaitan erat dengan kelangsungan hidup manusia di dunia ini

Sekarang lihatlah, bagaimana lewat puasa seorang hamba meninggalkan makan, minum, pasangan hidupnya karena ingin membuktikan ketaatan dengan semangat cinta di dalamnya kepada Allah SWT. Ketika ia puasa dia juga merasa lapar, tapi laparnya ditahan agar Allah SWT ridho akan dirinya. Lapar perutnya tidak lebih terasa perih disbanding hatinya yang lapar akan maidah (hidangan rohani) dari Allah SWT. Hatinya mendambakan agar kiranya dengan ditahannya lapar jasmani itu, Allah SWT berkenan menjamunya dengan makanan rohani. Ketika ia puasa dia juga merasa haus, terlebih jika ia puasa sambil harus bekerja di siang terik. Hanya rasa hausnya tidak terasa penting disbanding batinnya yang haus akan air rohani dari Allah SWT. Kalbunya yang kering ingin dibasahi oleh cipratan-cipratan air rohani itu. Ia yang puasa ia adalah seorang hamba pecinta, ia mencitai pasangan hidupnya, ia menyayangi belahan jiwanya. Namun kecintaan itu terasa tidak terlalu berarti dibandingkan kerinduan untuk bisa dicintai oleh Tuhannya. Kecintaan itu terasa kecil dibandingkan dambaan untuk bisa menjadi sahabat Allah SWT.

Penulis :Mawahibur Rahman

[DISPLAY_ULTIMATE_PLUS]

Share

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *