Parents Goals : Spiritual Parenting Nabi Ibrahim dan Siti Hajar
August 6, 2019
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Teladani Nabi Ibrahim dan Siti Hajar! Sobat keren, menjadi modern people di zaman serba canggih seringkali membuat kita menjadi makhluk yang terbiasa mengarap serba mudah, termasuk dalam hal mendidik anak. Tapi gais, Menjadi keren salah satunya dengan mencontoh Kepribadian dari Nabi Ibrahim dan Siti Hajar ketika menjadi orang tua.
Tahukan kisah luar biasa dari Nabi Ibrahim dan Siti Hajar?
Sifat Nabi Ibrahim
Sifat yang paling terkenal dari kisah Nabi Ibrahim ialah Sabar dan senantiasa Taat pada perintah Allah, dan selalu mengorbankan apapun yang dimilikinya di jalan Allah. Nabi Ibrahim AS sempat bertahun tahun tidak di karuniai anak, hingga beliau menikah dengan Siti Hajar dan memiliki putra Nabi Ismail AS, belum lama setelah itu, Allah kemudian menguji kembali dengan perintah hijrah, di tanah tandus hanya berdua Siti Hajar dan Nabi Ismail.
Ayah mana yang tidak sedih apabila dipisahkan dari buah hati dan istrinya. Namun Nabi Ibrahim AS beserta siti Hajar sangat Taat kepada Allah Ta’ala, dan percaya Allah SWT akan senantiasa melindungi dan mengasihi hambaNya.
Pengorbanan merupakan sebuah perjalanan spiritual seluruh umat untuk menjadikan dirinya istimewa dihadapan Tuhan. Pengorbanan adalah suatu sikap yang harus di perjuangkan. Baik jiwa, harta, waktu, bahkan anak-anak demi kepentingan Agama.
Perkembangan Nabi Ismail as.
Setelah Nabi Ismail AS tumbuh, Nabi Ibrahim AS mendapatkan mimpi untuk menyembelih putra nya, Sepahit apapun mimpi itu, namun jika Allah Ta’ala memintanya Nabi Ibrahim AS akan memenuhinya, namun meskipun beliau bersedia, beliau tetap mengajak anaknya berdiskusi perihal itu. Dan ke Shalehan Nabi Ismail AS pun sudah Nampak sejak kecil, beliau bersedia jika Allah Ta’ala yang menginginkannya.
Nah Sobat keren, Gimana sih cara untuk dapat Parent’s Goals yang harus kita contoh dari beliau?
Parent’s Goal ala Nabi Ibrahim as.
Pertama, tentu selalu berdo’a mendapatkan pasangan yang baik sebelum menikah. Kedua, Berdoa meminta dan berdoa mendapatkan anak yang shaleh dan shalehah dari sejak sebelum mempunyai anak. Ketiga, menanamkan kecintaan kepada Allah SWT sejak dini. Keempat, Menjadi orangtua yang memiliki hati yang lembut juga penyantun, sehingga dapat menjadi tauladan yang baik untuk anaknya. Kelima, Selalu menyertai anak dengan do’a termasuk menyiapkan masa depannya juga agar tetap terjaga di lingkungan yang baik. Keenam, Selalu mengajak anak untuk berdiskusi atau bermusyawarah sejak dini, sehingga orangtua tau apa yang menjadi keinginannya, atau pun pandangan nya terhadap sesuatu.
Penting bagi keluarga adanya musyawarah atau dialog, meminta pendapat sekalipun bukan permintaan yang mudah diterima, sepahit apapun Nabi Ibrahim tetap mengajak anaknya Nabi Ismail bermusyawarah dan meminta pendapat putra nya.
Dalam hal berkomunikasi dengan anak, tidak harus menunggu sang anak beranjak dewasa atau berusia cukup untuk mengerti, namun kegiatan diskusi ini sebaiknya diterapkan sebagai tradisi, membiasakan mendengarkan anak dan memberi kesempatan anak menjadikan kemampuannya dan kecerdasannya semakin terlihat, dan bisa jadi lebih pintar dari yang kita bayangkan. Pembiasaan tersebut akan membuat anak tumbuh menjadi pribadi yang kritis
Kisah nabi Ibrahim sebagai ayah yang bijak layak dijadikan contoh, karena ia tidak pernah melewatkan proses tumbuh kembang dan selalu meluangkan waktu untuk mendampingi, mengawasi dan juga mendidik anak. Yuk sama sama belajar dan berusaha jadi yang terbaik baik dalam mempersiapkan diri menjadi orang tua maupun sudah menjadi orang tua, jangan sampai teknologi atau gadget yang menemani tumbuh kembangnya.
[DISPLAY_ULTIMATE_PLUS]