Paradigma Reformasi dalam Sila Pancasila

Paradigma Reformasi dalam Sila Pancasila

Paradigma Reformasi merupakan pandangan mendasar yang membentuk sebuah konsep perubahan. Reformasi di Indonesia, umumnya merujuk pada “Era Reformasi” yang terjadi setelah konflik masa krisis tahun 1998.

Secara umum, reformasi identik dengan perubahan yang memiliki sistem dan unsur sebagai pertimbangan dari perubahan itu sendiri. Sistemnya seperti apa? Siapa saja unsur yang terlibat? Apakah rakyat dan pemerintah dapat saling bersinergi dalam langkah awal reformasi? Seperti apa program pemerintah untuk reformasi Indonesia menjadi lebih baik? Berdasarkan untaian berita terhangat 2021, beberapa Menteri dan Kepala Daerah mempublikasikan target-target reformasi dalam suatu bidang. Oleh karena itu, realisasi kerja nyata menjadi hal yang ditunggu warga negara dalam reformasi.

Bersama ideologi Pancasila, Indonesia memiliki landasan yang komprehensif menjadi dasar visi reformasi lebih bermakna. Saat kemerdekaan Indonesia diproklamasikan tahun 1945, saat itulah momen emansipasi bangsa yang pertama. Perjalanan perkembangan Indonesia memberi jejak kehidupan dan menjadi sejarah yang autentik. Jejak kehidupan telah kita rasakan saat ini, kita tinggal di tanah Indonesia; berbangsa Indonesia; berbahasa Indonesia, sejarah menjadi referensi bangsa dalam evaluasi perkembangan reformasi setiap masa sehingga semangat perjuangan berinovasi dalam berkreasi untuk memajukan Indonesia menjadi lebih baik adalah penting bagi setiap generasi.

Menurut Martin Hutabarat, Ketua Badan Pengkajian MPR:
“Pancasila seolah hilang dari memori kolektif, semakin jarang diucapkan, dikutip, dibahas, baik dalam konteks kehidupan ketatanegaraan, kebangsaan, maupun kemasyarakatan. Bahkan, Pancasila seperti tersandar di sebuah lorong sunyi di tengah denyut kehidupan bangsa Indonesia yang semakin hiruk-pikuk dengan demokrasi dan kebebasan berpolitik,”

Dalam mengantisipasi hilangnya makna Pancasila, paradigma reformasi perlu merelasikan dengan Pancasila. Dikutip dari Kumparan.com:

“Sebagai dasar negara, Pancasila adalah sumber dari segala sumber hukum yang ada di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Oleh sebab itu, penerapan nilai-nilai Pancasila terus diupayakan dari waktu ke waktu, termasuk pada masa reformasi

Paradigma Reformasi dalam Sila Pancasila:

  1. Ketuhanan Yang Maha Esa

Reformasi yang dilandasi moralitas ketuhanan, sebagai umat beragama keadaan rohani dan jasmani perlu dijalani dengan hukum-hukum Tuhan, yang secara umum diajarkan oleh setiap agama, yakni hukum kasih sayang. Maknanya dalam reformasi berlandaskan moralitas keTuhanan ini, seseorang bertransformasi menjadi pribadi yang lebih baik, penuh kasih dan sayang. Karena moralitas ketuhanan akan menjaga keseimbangan tatanan negara.

  1. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab

“Setiap manusia hidup bertanggung jawab untuk memanusiakan manusia” kalimat yang sering diucapkan oleh relawan kemanusiaan. Pada reformasi, kemanusiaan menjadi tindakan yang bernilai serta menjadi manifestasi dari nilai sila pertama. Dengan kasih sayang, seseorang secara tulus melakukan tindakan kemanusiaan yang adil dan beradab.

Pada suatu kesempatan, pendiri Jemaat Ahmadiyah, Hadhrat Masih Mau’ud as bersabda:
“Allah taala berulang kali memerintahkan bahwa terlepas dari agama atau etnis, Anda harus menunjukkan cinta dan kasih sayang kepada semua orang. Allah memerintahkan kita untuk memberi makan orang-orang yang lapar, membebaskan orang-orang yang terbelenggu dalam perbudakan, melunasi tunggakan orang yang terjerat dalam hutang, menanggung beban orang lain dan memenuhi hak-hak kecintaan yang tulus kepada manusia.”

Harapannya reformasi dapat menjunjung nilai kemanusiaan, menjadi dasar keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Di mana Indonesia yang aku cita-citakan adalah ketika gedung-gedung yang sebelumnya tidak berpenghuni dan tampak seram dimanfaatkan untuk mereka yang tinggal di gubuk kecil supaya dapat hidup dengan layak merasa nyaman dan aman.

Di mana rakyat Indonesia yang kaya dapat membuka lowongan kerja bagi mereka yang di PHK. Kemudian, di mana setiap suku-bangsa menyadari kesetaraan gender sehingga tidak ada lagi kalimat “perempuan itu lemah” atau “perempuan ditakdirkan untuk tertindas.” Dan di mana ideologi negara menjadi bagian dari kepedulian sesama warga negara agar dapat membentuk integrasi yang sesungguhnya.

  1. Persatuan Indonesia

Reformasi yang berasas pada persatuan. Karena Indonesia bukan hanya beragam suku bangsa dan bahasa, tetapi Indonesia juga beragam agama dan budaya. Pada sila ini, Indonesia memiliki tantangan khas dalam memperjuangkan juga mempertahankan persatuan. Mengapa? Terkadang seseorang dengan egonya meraih harta dan tahta dengan menghalalkan segala cara sehingga terjadi baku fitnah, baku tuduhan, hingga baku kekerasan yang dampaknya menjadi ancaman perpecahan suatu negara.

  1. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan

Reformasi yang memegang prinsip untuk kesejahteraan rakyat. Setiap pemimpin menjunjung tinggi nilai demokrasi.

  1. Keadilan sosial bagi seluruh Indonesia

Artinya reformasi harus bertujuan untuk keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Indonesia sudah merdeka, masalahnya tidak mudah untuk setiap warga negara memiliki rasa yang sama, akibatnya ada yang merasa tidak dapat lagi betahan hidup dan merasa cemas akan keamanan dan pertahanan negara. Contohnya pada tahun 2020 Menteri Sosial korupsi dana bansos, di sisi lain ada yang tua rentan mengemis hanya untuk bertahan hidup atau anak kecil mengorbankan pendidikannya untuk bekerja dan memenuhi kebutuhan keluarga, Selain itu berkenaan dengan keamanan dan pertahanan negara, aksi-aksi teror sering terjadi dan baru-baru ini di Papua terjadi penyerangan dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), serta narkotika yang penyebarannya semakin tidak terkendali.

Menuju reformasi Indonesia, kita perlu bersinergi bersama. Inovasi dan dedikasi perlu dilakukan sebagai syarat majunya suatu negara.

Bapak Jokowi mengatakan:
"Mimpi-mimpi hanya bisa terwujud jika kita bersatu, jika kita optimis dan jika kita percaya diri" "Untuk jadi maju memang banyak tantangan dan hambatan. Kecewa semenit dua menit boleh, tetapi setelah itu harus bangkit lagi,"

Oleh karena itu, ayo semangat menuju reformasi, bangkit lebih produktif demi Indonesia maju. “Survival of the Fittest” keberhasilan ada, untuk mereka yang terbaik. Negeri ini bukanlah negeri yang keberadaannya hanya untuk disinggahi, akan tetapi negeri ini adalah negeri dimana tempat para putra dan putri banga berdiri mempertahankan harkat dan martabat Indonesia dengan amanat dan taat.

Penulis : Manshurotun Nisa

Share

32 thoughts on “Paradigma Reformasi dalam Sila Pancasila

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *