MEREGUK CINTA-MU DARI SETETES MADU

MEREGUK CINTA-MU DARI SETETES MADU

MEREGUK CINTA-MU DARI SETETES MADU

Islam Keren

June 3, 2020

Assalamu’alaikum, Sobat Keren kali ini kita akan mengupas bagaimana mereguk cinta dari setetes madu.

Pernahkah kalian melihat sarang lebah? Sebagian orang mungkin akan merasa ngeri ketika menjumpai sarang lebah, dan berusaha untuk menghindar karena takut diserang penghuninya. Nah, di dalam segumpal sarang lebah itu, terdapat ratusan ekor bahkan lebih lebah-lebah yang hidup berkoloni. Jika kita melihatnya secara detail, maka akan tampak relung-relung heksagonal yang terbuat dari semacam lilin. Di sarang inilah koloni lebah melangsungkan kegiatan mereka untuk berkembangbiak serta menyimpan beberapa komponen penting seperti telur, polen, dan madu.

Ketika kita mendengar kata ‘madu’, tentu sudah terbayang betapa lezat dan manis rasanya. Ketika mampir di bibir, tekstur madu yang kental dan lengket seakan menggoda lidah untuk bermanja-manja. Madu dapat dikonsumsi secara langsung dan banyak digunakan oleh sebagian orang sebagai zat aditif atau bahan penambah rasa pada produk makanan seperti kue. Selain itu, orang juga banyak memanfaatkan madu sebagai obat untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit.

Madu Secara Ilmiah

Dikutip dari Review of Religions, madu merupakan substansi gula yang terbuat dari nektar bunga. Nektar tersebut disimpan dalam perut lebah madu dan dibawanya ke sarang. Setibanya di sarang, lebah memproses nektar menjadi madu dengan menambahkan enzim serta menguapkannya ke udara untuk mengurangi kadar air. Ketika nektar sudah mengental, maka jadilah madu dan disimpan dalam relung-relung sarang yang tertutupi oleh zat lilin.

Dari sekian jenis gula (zat manis) yang ada di dunia ini, madu menempati kasta yang istimewa. Kebanyakan gula-gula diproduksi oleh manusia, akan tetapi madu adalah gula yang secara alami dibuat oleh lebah atas dasar intuisinya sebagai hewan. Hazrat Mirza Tahir Ahmad (rh) dalam bukunya, Revelation Rationality Knowledge and Truth, menyebutkan bahwa lebah menampilkan teknik yang luar biasa ketika membangun sarang dengan instrumen perhitungan yang cukup canggih dalam mengukur ketebalan dinding, relung, dan besar sudut segi enam antar-relung. Demikian, sungguh luar biasa kekuasaan Allah SWT dalam menciptakan lebah.

Madu Dalam Al-Qur’an

Dapat dikatakan bahwa madu adalah bentuk kasih sayang Allah kepada makhluk-Nya, yang Dia ciptakan melalui perantaraan lebah agar diperoleh manfaat yang sebanyak-banyaknya. Bahkan lebah sendiri mendapatkan tempat khusus di dalam Al-Qur’an Karim dengan nama yang diambil dari kata lebah itu sendiri, yaitu An-Nahl. Surah ini menyinggung naluri yang dimiliki oleh lebah dalam ayat 68 berikut ini:

“Dan telah mewahyukan Tuhan engkau kepada lebah, “Buatlah sarang-sarang di gunung-gunung, dan di pohon-pohon dan di tempat-tempat apa yang manusia bangun.”

Perilaku lebah yang selama ini tampak zahir oleh kita, seperti membuat sarang, ternyata merupakan wahyu dari Allah subhaanahu wa ta’ala kepada lebah itu sendiri. Masya-Allah! Al-Qur’an dengan jelas telah mencontohkan banyak hal melalui perilaku lebah, seperti keteladanan bekerja berupa ketekunan, kerja keras, serta kebersihan, dan juga sistem politik dan ketaatan kepada pemimpin yaitu ratu lebah. Adapun produk yang dihasilkan oleh sang lebah ini lebih khusus lagi dibahas dalam Surah An-Nahl ayat 69 berikut:

“Kemudian makanlah dari segala buah-buahan, dan tempuhlah jalan Tuhan engkau yang dimudahkan bagimu. Keluar dari perutnya minuman beraneka warnanya, di dalamnya ada obat penyembuh bagi manusia. Sesungguhnya dalam yang demikian itu ada tanda bagi orang-orang berfikir.”

Secara kimiawi, madu mengandung unsur monosakarida dan glukosa yang menyebabkan rasa madu menjadi manis. Tak seperti kebanyakan produk pemanis lainnya, madu cukup resisten terhadap mikroorganisme, karena kadar air dalam madu yang sangat rendah membuat mikroorganisme sulit berkembangbiak. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Karen Lay di Inggris juga sejalan dengan hal demikian. Ia menyebutkan bahwa madu dapat menjadi agen antibiotik dari luka yang terinfeksi dari sejumlah bakteri seperti Staphylococcus aureus atau Pseudomonas. Bahkan madu telah dimanfaatkan orang-orang pada zaman Mesir Kuno dalam penyembuhan luka.

Jika kita mendapatkan karunia untuk dapat mengonsumsi madu, alangkah baiknya kita meresapi bahwa dalam tiap tetesnya terkandung kasih sayang Allah Ta’ala yang Dia berikan kepada makhluk-Nya. Allah pun secara tersurat mewahyukan khusus kepada lebah agar dapat memberikan faedah bagi makhluk sekalian alam. Tak cukup satu atau dua kata bila kita membahas manfaat madu dari beragam perspektif, baik medis maupun spiritual. Betapa besar manfaatnya, mencerminkan begitu besar pula cinta dan kasih sayang Allah Ta’ala kepada makhluk-Nya.

Tulisan : Umar Farooq Zafrullah

Note : Jika postingan ini dirasa bermanfaat silahkan untuk menshare kembali.


Facebook


Twitter


Youtube


Instagram


Spotify

Share

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *