Merasa Berani, Apakah Harus Dengan Melawan?
March 30, 2020
Assalamualaikum Sobat keren, pernahkah kita merasa mempunyai keberanian yang sangat besar untuk melawan orang lain yang sudah berbuat kezaliman? Atau mungkin untuk membalas perbuatan tidak menyenangkan yang orang arahkan untuk kita, padahal kita yakin berada di pihak yang benar.
Adalah sebuah fitrah manusia yang terkadang ingin menunjukkan keberaniannya dan melakukan perlawanan secara frontal, manakala ketenangannya terusik. Slogan ‘berani karena benar’, sering dimaknai terlalu dalam, dengan sebuah keharusan melawan ketika mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan. Tapi apa sebenarnya keberanian yang sejati di mata Allah?
Berani karena benar, janganlah dimaknai dengan berani berbuat karena nekat. Karena adakalanya perilaku tidak menyenangkan dari orang lain, tidak perlu secara langsung kita sikapi dengan pembalasan. Ada waktunya kita berani memberikan perlawanan, namun adakalanya juga kita harus mempertimbangkan apakah perlawanan ini perlu dilakukan atau tidak.
Manusia bukan hewan yang seketika membalas gonggongan dengan gonggongan, cakaran dengan cakaran, tandukan dengan tandukan. Manusia makhluk berakal, yang meskipun kekuatan fisiknya membuat hatinya sangat besar untuk tidak takut pada hal apapun, tetap mengharuskan kekuatan akalnya untuk lebih mengutamakan pengendalian nafsu daripada semata-mata unjuk diri.
Rasulullah bersabda tentang orang yang paling kuat, yaitu mereka yang mampu menahan amarahnya. Sebagaimana Allah berfirman, mereka yang memiliki keberanian sejati adalah mereka yang bersabar dalam kemiskinan, kesengsaraan, dan tabah dalam masa perang (QS. Al-baqarah/2: 178).
[DISPLAY_ULTIMATE_PLUS]