Tarbiyat atau pendidikan sangatlah penting dan memiliki pengaruh besar dalam pertumbuhan, perkembangan dan kehidupan manusia. Akan tetapi, tidak bisa dipungkiri bahwa era sekarang ini penuh dengan tantangan. Nampaknya semakin sukar dengan adanya tuntutan masyarakat modern yang semakin kompleks.
Dampaknya adalah, seorang pengajar atau pendidik harus mengikuti laju perkembangan zaman yang semakin dinamis, namun tetap mempertahankan ajaran dan nilai-nilai Islami. Nah, penanaman nilai-nilai Islami melalui pendidikan sangat diperlukan sejak masa anak anak.
Tidak sedikit dari kalangan orang tua yang kurang memperhatikan pendidikan bagi anak, terutama pada anak usia dini. Padahal, pendidikan merupakan hal penting dan dibutuhkan oleh setiap anak guna menciptakan masa depan yang gemilang.
Pada era globalisasi yang serba canggih dan sangat cepat berkembang, seharusnya orang tua lebih memperhatikan dan lebih cerdas dalam memilih pendidikan yang baik untuk anak.
Baca Juga : Radikalisme Adalah Ajaran Islam?
Seperti yang sudah disampaikan di atas, salah satu pendidikan yang harus melekat pada anak adalah ajaran Islam yang hakiki. Ajaran Islami ini sangat berperan penting dalam pembentukan karakter yang akan melahirkan kebaikan, tentu saja. Perlu ditanamkan sejak dini, sebab banyak kasus kemerosotan akhlak dan moral yang kurang baik yang terjadi pada anak.
Hadhrat Rasulullah ﷺ bersabda:
أَكْرِمُوا أَوْلَادَكُمْ وَأَحْسِنُوا آدَابَهُم
“Muliakanlah anak-anak kalian dan didiklah mereka dengan budi pekerti yang luhur” ( Ibnu Majah )
Jelas sudah, beliau Rasulullah ﷺ pun telah memberikan tuntunan bagaimana cara mendidik anak dengan baik. Dan tentu saja, kita harus mencontoh juga teladan beliau ﷺ.
Dengan pengajaran yang dilakukan sejak usia dini, mereka akan lebih mudah menyerap dan meniru pelajaran yang diajarkan sehingga lebih mudah untuk membentuk kepribadian anak yang baik kedepannya.
Mengajari anak-anak cara bicara yang sopan, menutup aurat, berbakti kepada orang tua, mengasihi sesama, mencontohkan bersedekah, mengajak salat 5 waktu dan amalan-amalan lainnya. Mungkin itu yang sering dilakukan para orang tua dalam mendidik anak-anak agar tumbuh menjadi sosok yang salih dan saliha.
Akan tetapi, sebelum jauh beranjak pada amalan-amalan tersebut, langkah pertama yang menjadi tumpuannya adalah Tauhid.
Tentu sudah tidak asing bagi kita dengan kisah Lukman Al-Hakim yang dikenal karena kehebatan dan kebijakannya dalam memberikan tarbiyat kepada anak beliau.
Baca Juga : Nasionalisme dalam Pandangan Islam
Kisah tersebut termaktub dalam Al-Qur’an surah Lukman ayat 13, yakni:
وَاِذْ قَالَ لُقْمٰنُ لِابْنِهٖ وَهُوَ يَعِظُهٗ يٰبُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللّٰهِۗ اِن الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيْمٌ
“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, “Hai anakku! janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.”
Secara bahasa, Tauhid (dari Bahasa Arab) memiliki arti menjadikan sesuatu satu saja. Tauhid akan mengalirkan akhlak, moral dan martabat yang tinggi bagi manusia. Sehingga, menjadi hal utama untuk menanamkan Tauhid dalam hati anak sejak usia dini, bahwa hanya Allah-lah yang Esa, Memiliki Kekuasaan dan Kekuatan yang mutlak adanya.
Jika Tauhid sudah dikenal dan bahkan melekat pada mereka sejak usia dini, lambat laun dan ketika mereka tumbuh menjadi dewasa semua ilmu pun akan dengan mudah didapatkan. Mereka akan patuh dengan segala perintah ciptaan-Nya dan menjauhi setiap larangan dari-Nya.
Akan tetapi, dalam proses pertumbuhannya tidak dilepas begitu saja. Tetap harus ada pengawasan agar tidak salah kaprah, dan supaya menadapat ilmu dari sumber yang benar. Selain itu kita juga bisa ikut belajar dalam prosesnya. Sebagai manusia, baik anak-anak bahkan orang dewasa termasuk orang tua tidak akan lepas dari menggali ilmu.
Masih ingat ‘kan dengan hadits Nabi ﷺ ?
أُطْلُبُ الْعِلْمَ مِنَ الْمَهْدِ إلى اللَّهْدِ
“Carilah ilmu mulai dari buaian, hingga liang lahat (kuburan)”
Nah, itu dia pentingnya memberikan tarbiyat yang baik bagi anak keturunan supaya mereka mendapatkan kemaslahatan dari apa yang mereka pelajari.
Penulis: Nur Ainia
Baca Juga : Cara Islam Memandang Kesetaraan Gender