إِنَّ الْعَهْدَ كَانَ مَسْئُولًا
“Sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggung jawabnya” ( Al Isra : 34 )
Hidup di zaman di mana “baru bangun bilangnya otw” ini memang ngeri-ngeri sedap, sobat keren. Kedustaan dan ingkar janji sudah jadi penyakit umum yang diidap manusia. Bahkan, nggak sedikit juga orang-orang di antara kita berjanji hanya sekedar untuk basa-basi, atau lebih buruknya lagi untuk menipu sesamanya.
“InshaAllah, saya bayar sore nanti ya”
Sudah berapa sore berlalu, si fulan tak kunjung datang memenuhi janjinya.
Setiap dari kita pasti pernah merasakan pahitnya dibohongi orang lain dengan ingkar janji. Saking mudharatnya perbuatan ini, Allah yang begitu luas kasih sayangnya akhirnya menurunkan laknat bagi orang-orang yang suka melakukan dosa yang merugikan diri sendiri dan orang lain ini.
مَنْ أَخْفَرَ مُسْلِمًا ، فَعَلَيْهِ لَعْنَةُ اللَّهِ وَالْمَلائِكَةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ ، لاَ يُقْبَلُ مِنْهُ صَرْفٌ وَلا عَدْلٌ
“Barangsiapa yang tidak menepati janji seorang muslim, maka dia mendapat laknat Allah, malaikat, dan seluruh manusia. Tidak diterima darinya taubat dan tebusan.” – Bukhari dan Muslim
Baca Juga : Keyakinan Membawa Kepada Kemenangan Agung
Sering disepelekan, perbuatan ini walau dalam konteks remeh temeh -apalagi yang serius- ternyata dapat mendatangkan bahaya bagi kehidupan kita baik di dunia maupun di akhirat.
Didunia, orang gak akan mau berurusan lagi dengan kita kalau kita sering mengingkari janji. Selanjutnya, yang akan terjadi adalah pemutusan tali silaturahmi, karena udah kepalang kecewa dengan perbuatan yang mendatangkan kerugian karena melanggar perjanjian.
Otomatis ketika banyak orang yang dirugikan karena kelalaian dalam menepati janji, kita akan dikenal sebagai seorang pendusta. Dikucilkan deh dari pergaulan. Nggak bakal ada lagi orang yang mau memberikan tanggung jawab kepada dia yang suka berdusta.
Itu baru dampak dari luar diri kita. Belum lagi kerugian rohani akan kita dapat. Orang yang sudah biasa menganggap remeh dosa-dosa kecil, akan lebih berpotensi untuk meremehkan dosa besar. Ingkar janji mengantarkan kita kepada sifat munafik. Tambah lagi deh penyakit rohani yang harus diderita.
آيَةُ المُنَافِقِ ثَلاَثٌ: إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ، وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ، وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ
“Tanda orang munafik itu ada tiga: apabila berbicara ia dusta, apabila janji ia salahi, apabila diberi amanah ia khianat.” – Bukhari dan Muslim
Baca Juga : SYARAT-SYARAT MERAIH KEBERHASILAN DI SISI TUHAN
Rasulullah ﷺ memberi kita teladan yang sempurna dalam memenuhi janji. Banyak kita temukan kisah-kisah di mana beliau ﷺ istiqamah dalam hal ini, meskipun hal itu mendatangkan kerugian pada diri beliau. Seumur hidup, beliau ﷺ tidak pernah ingkar pada janji-janji.
Beliau ﷺ menjunjung tinggi sifat amanah. Siapapun dari umat beliau ﷺ yang tidak memenuhi janji-janji yang mana sifat ini berlawanan dengan teladan beliau, maka akan hilang agama dari dirinya.
قَالَ الرَّسُوْلُ: لاَ إِيْمَانَ لِمَنْ لاَ أَمَانَةَ لَهُ وَلاَ دِيْنَ لِمَنْ لاَ عَهْدَ لَهُ
“Tidak ada iman bagi orang yang tidak Amanah dan tidak ada agama bagi orang yang tidak memegang janji.” – Ahmad
Hiii, serem banget ya, sobat keren.
Makanya hati-hati deh, jangan sampai karena perkara sepele kita jadi termasuk orang-orang yang merugi. Lebih baik kalau kita belum mampu memenuhi janji, tahan lisan kita untuk tidak mengumbarnya pada orang lain. Atau kalau sudah terlanjur berbuat, bertaubatlah kepada Allah dan mohonlah kerelaan orang yang dijanjikan untuk memaafkan kehilafan kita.
janji yang sudah kita ucapkan, usahakanlah untuk menepatinya, yuk segera kita tuntaskan sebelum datang hari di mana janji sudah tidak dapat lagi dipenuhi.
Hadhrat Muslih Mauud as. bersabda:
Tepatilah juga janji yang kalian jalin/ janjikan dengan Allah, dan janganlah melanggar janji yang kalian telah sepakati di antara kalian, yakni apabila kalian menyepakati sebuah perjanjian dengan siapapun atas nama Tuhan, maka harus penuhilah itu, sebab kalian telah menetapkan Allah sebagai penanggung jawab/ yang menjamin. Jadi andaikata kalian melanggar janji yang telah diikat atas nama Allah, maka artinya kalian seolah-olah menjadi orang yang menghinakan Allah dan sebagai dampaknya akan menimbulkan gairat / kemarahan Tuhan dan kalian pasti akan menerima hukuman dari-Nya.
Semoga Allah Ta’ala memberikan kita taufik untuk senantiasa memenuhi janji-janji kita. Aamiin.
Baca Juga : Gurauan Akhir Zaman : Prank