KENAPA (HARUS) PUASA SYAWWAL?

KENAPA (HARUS) PUASA SYAWWAL?

KENAPA (HARUS) PUASA SYAWWAL?

Islam Keren

May 27, 2020

Barangsiapa berbuat kebaikan maka baginya ada ganjaran sepuluh kali semisal itu, tetapi siapa yang berbuat keburukan maka ia tidak akan dibalas melainkan hanya semisal itu dan mereka tidak akan dianiaya. (QS. Al-An’aam: 160)

Assalamu’alaikum sobat keren,

Tidak terasa kita baru saja ditinggalkan oleh sebuah bulan yang sangat beberkat, bulan yang lebih baik dari seribu bulan, yaitu bulan suci Ramadhan. Banyak orang yang tidak mau bulan itu pergi, tak banyak juga orang yang sangat merindukan bulan itu. Namun semua itu harus terjadi, perputaran bulan akan terus berlangsung dalam kehidupan ini dan kita harus bisa move on dari bulan Ramadhan menuju bulan selanjutnya, yaitu bulan Syawwal.

Kita semua mengetahui, bahwa di bulan Syawwal pun ada satu amalan baik yang bisa kita lakukan untuk melanjutkan keberkatan bulan Ramadhan, amalan itu adalah puasa Syawwal atau yang biasa dikenal dengan Syawwalan sebagai pelengkap puasa Ramadhan.

Yang mana puasa Syawwal ini sangat dianjurkan untuk diamalkan, yakni puasa sunnah yang dilakukan selama enam hari di bulan Syawwal ini. Banyak keutamaan dan faedah serta hikmah dari puasa di bulan Syawwal ini yang dapat kita peroleh, selain manfaat jasmani maupun manfaat rohani pastinya.

Lalu kenapa kita (harus) puasa Syawwal? Alasannya adalah Allah SWT telah menjadikan setiap amalan wajib dilengkapi dengan amalan sunnah. Seperti shalat lima waktu yang kita dirikan setiap hari, dilengkapi dengan shalat sunnah yaitu shalat sunnah rawatib. Begitu juga untuk amalan wajib puasa ialah puasa Ramadhan, sedangkan amalan sunnah yang berfungsi untuk melengkapi dan menyempurnakan puasa Ramadhan salah satunya adalah puasa sunnah enam hari yang dilaksanakan di bulan Syawwal.

Jika kita pelajari dari beberapa hadits, maka akan dapat kita peroleh beberapa kelebihan dan manfaat puasa Syawwal. Beberapa hadits tersebut akan kita dapatkan sebagai berikut:

  1. Rasulullah saw. bersabda,

“Amal ibadah yang pertama kali dihisab pada Hari Kiamat adalah shalat. Allah Ta’ala berfirman kepada malaikat –sedang Dia Maha Mengetahui tentangnya- ‘Periksalah ibadah shalat hamba-hamba-Ku, apakah sempurna atau kurang. Jika sempurna maka pahalanya ditulis utuh sempurna. Jika kurang, maka Allah memerintahkan malaikat, “Periksalah apakah hamba-Ku itu mengerjakan shalat-shalat sunnah? Jika ia mengerjakannya maka tutupilah kekurangan shalat wajibnya dengan shalat sunnah itu.’ Begitu pulalah dengan amal-amal ibadah lainnya.” (HR. Abu Daud)

Hadits tersebut menjelaskan bahwa ibadah sunnah berfungsi untuk melengkapi dan menyempurnakan ibadah wajib. Begitu juga puasa Syawwal berfungsi demikian terhadap puasa Ramadhan. Karena semaksimal mungkin seseorang mengerjakan puasa Ramadhan tentu tidak luput dari kekurangan dan ketidaksempurnaan. Disinilah peran dari puasa Syawwal, yaitu untuk menutupi dan menyempurnakan kekurangan tersebut.

  1. Dari Abu Ayyub Al-Anshari ra, bahwa Rasulullah saw. bersabda:

“Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan kemudian diikuti dengan puasa enam hari di bulan Syawwal, maka seperti puasa satu tahun penuh.” (HR. Muslim)

Hadits lainnya dari Tsauban ra, bahwa Rasulullah saw. bersabda:

“Puasa Ramadhan ganjarannya sebanding dengan puasa sepuluh bulan, sedangkan puasa enam hari di bulan Syawwal pahalanya sebanding dengan puasa dua bulan, dan karenanya bagaikan puasa selama setahun penuh.” (HR. Ahmad dan An-Nasa’i)

Kedua hadits tersebut menerangkan bahwa keutamaan puasa di bulan Syawwal adalah memperoleh pahala seperti puasa selama setahun penuh. Hal ini disebabkan, semakin bertambahnya amalan-amalan shaleh yang dikerjakan.

  1. Rasulullah saw. bersabda:

“Barangsiapa berpuasa Ramadhan lalu menyambungnya dengan enam hari puasa bulan Syawwal, maka ia dianggap bersih dari dosanya seperti anak yang baru dilahirkan oleh ibunya.” (HR. Muslim)

Hadits ini pun menyebutkan bahwa dengan berpuasa enam hari di bulan Syawwal maka akan dibersihkan dari dosa-dosa.

Dengan demikian, begitu banyak keutamaan dan manfaat dari puasa Syawwal yang dapat kita peroleh berdasarkan hadits-hadits tersebut. Intinya adalah bahwa puasa Syawwal yang kita kerjakan sebagai bentuk rasa syukur kita kepada Allah SWT karena telah dipertemukan dengan bulan Ramadhan dan juga sebagai amalan bukti cinta dan takwa kita kepada-Nya.

Di akhir tulisan ini pun akan disampaikan sabda dari Hadhrat Mirza Basyiruddin Mahmud Ahmad ra berkenaan dengan puasa Syawwal. Beliau ra bersabda:

 “Ada satu perkara lagi yang harus dilakukan dan ini adalah sunnah Rasulullah saw. yaitu apabila Ramadhan sudah selesai dan Ied sudah lewat, maka Rasulullah saw. berpuasa lagi selama enam hari (di bulan Syawwal).

 Diriwayatkan oleh Abu Ayyub Al-Anshari ra bercerita bahwa RasuluLlaah saw. bersabda, “Siapa saja yang puasa Ramadhan, kemudian dia melanjutkan dengan enam hari pada bulan Syawwal maka jadilah puasanya seperti satu tahun.” (HR. Muslim)

 Untuk itu menghidupkan sunnah ini adalah kewajiban orang-orang Ahmadi. Pada suatu ketika Hadhrat Masih Mau’ud as sangat mementingkan sunnah ini, sehingga di Qadian, ramai sekali orang-orang berpuasa enam hari setelah hari Ied seperti ramainya orang-orang berpuasa di bulan Ramadhan. Akhirnya ketika umur Hadhrat Masih Mau’ud as sudah lanjut dan sering sakit, sampai dua atau tiga tahun beliau as tidak melakukan sunnah tersebut.

Ingatlah! Orang-orang yang belum tahu mengenai hal ini, dengarlah nasihat ini. Dan orang-orang yang lalai, mulailah giat! Sekarang saya anjurkan kepada semua anggota Jema’at harus berpuasa enam hari itu, kecuali orang-orang yang berhalangan dan sakit atau sudah uzur. Jika tidak dapat melakukannya secara berurutan selama enam hari dapat juga dilakukan selang-seling selama bulan Syawwal.” (Al-Fazl, 8 Juni 1922)

Nah, dengan mengamalkan puasa Syawwal ini sebagai bukti cinta kita kepada kepada Rasulullah saw.  dan menghidupkan sunnah-sunnah beliau saw., kita juga mengamalkannya sebagai bukti keta’atan dan rasa syukur kita kepada Allah SWT yang telah menganugerahi kesehatan dan kelancaran dalam melaksanakan ibadah puasa Ramadhan di masa pandemi serta merayakan Idul Fitri yang penuh kekhusyu’an yang semuanya dilaksanakan di rumah saja.

Semoga kita semua mendapat taufiq dan juga kita selalu dianugerahi kesehatan untuk mengamalkan puasa Syawwal ini dengan baik dan lancar. Serta semoga pandemi ini segera berakhir sehingga insyaa Allah tahun depan kita bisa melaksanakan ibadah Ramadhan dan Idul Fitri dalam kondisi normal lagi. Aamiin.

Penulis : Dian Kamiludin Achmad

[DISPLAY_ULTIMATE_PLUS]

Share

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *