Keemasan Beriringan dengan Ujian Samudera Kehidupan

Keemasan Beriringan dengan Ujian Samudera Kehidupan

Tidak ada satupun manusia ciptaan-Nya yang perjalanan hidupnya ada dalam keberuntungan saja. Adakalanya, Allah Ta’ala memberikan bagian terpahit untuk hamba-Nya, yang mungkin membuat jatuh dan lelah akan hal tersebut.

Ingatlah selalu, cobaan adalah peringatan dari Allah bahwa hanya kepada-Nya-lah kita menyembah dan memohon pertolongan. Tidak ada tempat bergantung selain kepada-Nya. Kalaupun kita anggap ada, itu adalah sarana saja, yang tetap sumber utamanya tentu dari Allah Ta’ala.

Allah Ta’ala rindu, akan rintihan kita saat memohon sesuatu dalam sujud panjang di atas sajadah penuh cinta. Kapankah terakhir kali kita menangis tersedu-sedu, mengadu kepada-Nya, meminta dengan penuh rayu itu?

Baca Juga : Menanamkan Nilai Islami Sejak Dini

Secara manusiawi, memanglah suatu ujian tidak mengenakan seluruh jiwa raga ketika mengalami fase demikian. Namun, jika kita adalah sosok makhluk yang sadar bahwa itulah salah satu cara, bagaimana Allah Ta’ala menyalurkan rasa cinta kasih kepada hamba-Nya, tentu kita akan mampu menjadikan ujian dan cobaan itu sebagai jalan muhasabah diri. Demikianlah, dengan ridha-Nya seorang hamba akan dinaikan derajatnya.

Silih bergantinya cobaan demi cobaan, menjadi warna-warni kehidupan yang sangat beragam. Sebagai hikmah dalam hidup, sekaligus selalu menyadarkan diri bahwa Allah Ta’ala ada dalam setiap langkah yang kita tempuh. Ada pada setiap  keadaan, sekalipun ketika seorang  hamba terjebak kesukaran.

Selama manusia ada dalam masa penuh kesukaran tersebut, Allah Ta’ala menyelipkan emas di dalamnya. Tidak semua hamba bisa menemukan dan memaknainya. Hanyalah mereka yang memiliki akal dan rasa sabar luar biasa yang bisa mendapatkannya.

Lantas, apa sajakah emas yang membersamai ujian dan cobaan dalam hidup yang dimaksudkan? 

Baca Juga : “Fa Shabrun Jamiilun”, Indahnya Hidup Dengan Sabar

  • Menjadikan Pribadi yang Semakin Kuat

Apabila kita ditimpa suatu kesukaran dalam hidup, itu merupakan suatu isyarat bahwa Allah Ta’ala ingin menjadikan kita seorang yang kuat. Baik kuat secara lahir ataupun batin. Manusia tidak akan merasakan manisnya sesuatu apabila tidak melalui kepahitan terlebih dahulu. Kita selalu diingatkan dengan ayat yang termaktub dalam al-Qur’an bahwa, “sesungguhnya bersama kesukaran selalu ada kemudahan” [QS. al-Insyirah : 7 (basmalah dihitung ayat pertama)]. Pada setiap ujian, terdapat hal berharga bagi orang-orang yang mampu bersabar ketika melaluinya. Maka, dengan keyakinan penuh pada dalil di atas, kita sedang dibentuk menjadi manusia kuat dengan jalan bersabar yang sebaik-baiknya.

  • Karunia atau Hadiah dari Allah Ta’ala

Sama sekali, Allah Ta’ala bukan bermaksud untuk menganiaya hamba-Nya, melainkan menyalurkan rasa kasih saying dengan cara demikian. Bagi ulil al-baab (orang-orang yang berpikir)dengan didatangkannya ujian dan cobaan, mereka akan merasakan manisnya iman. Bagi mereka akan tergambar, bahwa ujian merupakan rahmat dan karunia Allah untuk hamba-Nya. Hadhrat Rasulullah saw bersabda, “Tidak ada seorang muslim yang ditimpa gangguan semacam tusukan duri atau lebih berat daripadanya melainkan dengan ujian itu dihapuskan Allah perbuatan buruknya serta digugurkan dosa-dosanya sebagaimana pohon yang menggugurkan daun-daunnya” [HR. al-Bukhari]. Semakin besar ujian yang menimpa, semakin besar ampunan dan pahala kepada yang ditimpanya, maka semakin karib pula seorang hamba dengan Tuhan-nya. Itulah karunia ujian dan cobaan.

  • Meningkatkan Keimanan

Dengan ujian, yang bahkan dianggap sebagai badai dalam kehidupan membuat mereka yang mengalaminya semakin bertakwa dan keimanannya meningkat secara bertahap. Dengan cara menjaga diri dari segala perbuatan yang bisa menyimpang dari syariat Allah Ta’ala serta menjauhi apa-apa yang dapat membuat Allah murka, kemudian melakukan segala hal yang diperintahkan oleh-Nya dengan penuh keikhlasan. Firman-Nya di dalam al-Qur’an Karim, “Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya. Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menjadikan pula apa yang di atasnya menjadi tanah rata lagi tandus” [QS. al-Kahfi : 8 (basmalah dihitung ayat pertama)]

Demikianlah, tiga emas yang beriringan dalam setiap ujian dan cobaan yang Allah turunkan kepada setiap hamba-Nya.

Tanamkanlah prasangka yang baik pada-Nya, bahkan ketika ujian datang bertubi-tubi. Karena sejatinya, Allah sesuai dengan apa yang kita prasangkakan.

Penulis: Nunun Nur Ainia

Baca Juga : AMALAN MUTTAQI

Share

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *