Penulis: Nunun Nur Ainia
Sudah tak tampak wujud, hanya potret yang setia
Meski hitam putih melekat, tetap jadi yang berharga
Banyak jasad mungkin sudah di liang
Lantaran, tak gentar mati karena perang
Salam hormat yang mendalam,
dari muda-mudi pelosok dan kota!
Kami terpesona luar biasa
Sebab perjalanan terjal penuh jasa dan asa
Lain dengan dahulu…
Sekarang, kami mudah mengucap “Merdeka, merdeka, merdeka!” dengan sorak kencang
Bukan lagi berteman dengan bambu runcing atau kurambiak
Setapak demi setapak langkah
Hanya tersisa jejak pengembaraan kisah-kisah
Terima kasih atas bakti nyata dan raya
Walau telah gugur, tapak dan jasa akan amerta
Baca juga: Gerhana, Mensyukuri Nikmat dengan Bertafakur