Jadilah Kamu Orang Asing Yang Melewati Suatu Jalan

Jadilah Kamu Orang Asing Yang Melewati Suatu Jalan

Jadilah Kamu Orang Asing Yang Melewati Suatu Jalan

Rena Aisyah

August 13, 2019

Assalamu’alaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh

Sobat keren, mari kita resapi makna hadits ini :

Jadilah kamu di dunia ini seakan-akan kamu orang asing atau orang yang melewati suatu jalan. ‘Ibnu Umar berkata, “ apabila kamu berada di sore hari janganlah kami menunggu (melakukan sesuatu) hingga pagi hari (datang). Apabila kamu berada di pagi hari janganlah menunggu (melakukan sesuatu) hingga sore (datang). (Bukhari)

Jika kita merujuk pada kalimat pertama pada hadits tersebut yaitu “jadilah kamu di dunia ini seakan-akan kamu orang asing atau orang yang melewati suatu jalan”, kita akan mengilustrasikan bahwa kita ini adalah orang asing yang pergi meninggalkan suatu kota menuju kota lain dan melalui jalan atau berbagai persimpangan untuk mencapai kota tujuan. Biasanya ketika seseorang akan berpergian maka sebelum pergi yang dilakukan adalah melakukan persiapan, perbekalan dan lain-lain. Dan biasanya jika kita memang sudah memiliki kota yang akan kita tuju maka kita akan berhati-hati dan tidak akan berleha-leha di perjalanan karena ingin segera sampai ke tempat tujuan.

Sama halnya dengan kehidupan, kita analogikan bahwa kita adalah makhluk Allah swt yang sedang melakukan perjalanan. Kita dihadirkan dari ketiadaan lalu menjadi manusia dan menjalani kehidupan dari lahir hingga mati yang sebenarnya itu hanya sebuah perjalanan, dan kita hanya orang asing di fase tersebut seperti orang asing yang melewati suatu perjalanan untuk tiba di suatu kota. Dan kota yang kita tuju adalah adalah kematian. Adakah perbekalan yang sudah kita siapkan? Adakah persiapan yang sudah kita susun untuk mencapai tujuan kita? Apakah kita berhati-hati dan menjaga diri di perjalanan agar bisa sampai dengan baik di tempat tujuan?

Iyah menuju kematian pun manusia harus mempersiapkannya, hanya dengan mengingat kematian saja itu tidak cukup. Layaknya sebuah perjalanan maka selain persiapan ada pula perbekalan yang harus kita bawa, bedanya hanya kematian tidak bisa diperkira kan kapan datangnya. Oleh sebab itu kita tidak bisa hanya berleha-leha di perjalanan kehidupan kita, terlena dengan fananya dunia padahal ini hanya sebuah perjalanan yang akan segera kita lewati. Dan itu sebabnya pula kita mesti hati-hati dan menjaga diri kita dari perbuatan celaka agar nanti saat kematian datang kita dalam keadaan sebaik-baiknya. Lebihnya jika ada hal baik yang Allah swt anjurkan dan kita mampu laksanakan maka hendaknya segera kita laksanakan, karna waktu terus bergulir dan kematian tetap mendekat.

Dalam menjalani kehidupan bersikaplah seperti orang asing yang sedang berada dalam perjalan menuju ke kota tertentu, tidak terlena untuk menetap dan tidak berleha-leha. Mempersiapkan dan mengumpulkan bekal dengan tidak menunda hal-hal baik juga berhati-hati selama perjalanan.

[DISPLAY_ULTIMATE_PLUS]

Share

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *