Inilah Lima Keistimewaan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam Yang Tidak Dimiliki Oleh Nabi-nabi Lain
August 6, 2020
عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ – رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا -: أَنَّ النَّبِيَّ – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – قَالَ أُعْطِيتُ خَمْسًا لَمْ يُعْطَهُنَّ أَحَدٌ قَبْلِي: نُصِرْتُ بِالرُّعْبِ مَسِيرَةَ شَهْرٍ، وَجُعِلَتْ لِي الأَرْضُ مَسْجِدًا وَطَهُورًا، فَأَيُّمَا رَجُلٍ مِنْ أُمَّتِي أَدْرَكَتْهُ الصَّلاَةُ فَلْيُصَلِّ، وَأُحِلَّتْ لِي المَغَانِمُ وَلَمْ تَحِلَّ لِأَحَدٍ قَبْلِي، وَأُعْطِيتُ الشَّفَاعَةَ، وَكَانَ النَّبِيُّ يُبْعَثُ إِلَى قَوْمِهِ خَاصَّةً وَبُعِثْتُ إِلَى النَّاسِ عَامَّةً. (رواه بخارى)
Diriwayatkan oleh Jabir r.a, bahwa Rasulullah saw bersabda: “Allah Ta’ala telah menganugerahkan kepadaku lima hal istimewa yang tidak diberikan kepada nabi-nabi sebelumku. Pertama, aku dianugerahi kegagahan dan wibawa yang pengaruhnya (ru’ub) menjangkau sekitar daerah sejauh perjalanan satu bulan; Kedua, seluruh bumi ini dijadikan bagiku sebagai masjid dan sarana untuk bersuci (thaharah); Ketiga, dihalalkan bagiku harta benda ghanimah yang diperoleh dalam peperangan dan tidak dihalalkan bagi seorang nabi pun sebelumku; Keempat, aku dianugerahi maqom syafaat di sisi Allah Ta’ala; Kelima, sebelumku tiap-tiap nabi diutus khusus kepada bangsanya saja, tapi aku diutus untuk seluruh umat manusia.” (H.R.Bukhari).
Assalamu’alaikum sobat keren,
Baginda Nabi Muhammad ﷺ, sebagai sosok mulia panutan umat sedunia, ternyata juga memiliki keistimewaan yang luar biasa dari Allah Ta’ala. Pada tulisan ini, akan kita kupas apa saja keistimewaan dari beliau ﷺ.
Keistimewaan pertama dari beliau ﷺ ialah, anugerah Allah Ta’ala berupa kegagahan atau wibawa yang pengaruhnya sampai ke sekitar daerah-daerah sejauh satu bulan perjalanan.
Sejarah Islam memberi kesaksian yang sangat kuat bahwa walaupun Nabi Muhammad ﷺ berada dalam keadaan lemah dan miskin, tetapi setiap musuhnya merasa gentar atas keperkasaan dan kegagahan yang Allah Ta’ala telah berikan kepada beliau. Acapkali terjadi, musuh yang telah siap untuk menyerang Madinah, mundur teratur setelah mendengar bahwa Rasulullah ﷺ walaupun dengan satu Jemaat yang kecil telah siaga menghadapi musuh.
Demikian pula ketika Rasulullah ﷺ mengirim sebuah surat ajakan untuk menerima Islam kepada kaisar Roma, raja yang terbesar pada zaman itu. Setelah mengetahui ihwal beliau ﷺ, raja itu berkata, “Seandainya aku dapat pergi dan berkhidmat kepada utusan Allah ini, aku benar-benar menganggapnya sebagai suatu kemuliaan jika ia mengizinkan aku untuk membasuh kakinya.”
Keistimewaan yang kedua dari beliau ialah, seluruh permukaan bumi telah dijadikan masjid untuk beliau ﷺ. Oleh karena itulah seorang muslim dapat mengerjakan salat dimana saja bila waktu salat telah tiba. Seorang muslim tidak memerlukan suatu tempat khusus untuk salat dalam keadaan itu, seperti halnya umat-umat agama lain. Hal ini sangat diperlukan untuk memberikan kemudahan bagi kaum muslim dalam menyiarkan tablig Islam ke seluruh dunia.
Sama halnya, bumi telah dijadikan sarana untuk bersuci bagi beliau, maka aspek yang sangat umum ialah, apabila tidak mendapatkan air untuk berwudu, seorang muslim dapat bertayamum dengan tanah yang bersih. Pertalian diantara air dan tanah ini diadakan mengingat penciptaan Adam a.s yang menurut ungkapan Al-Quran dijadikan dari tanah yang basah.
Keistimewaan selanjutnya dari beliau ﷺ ialah, berbeda dengan syariat agama-agama lain, yang memberikan perintah untuk membakar atau memusnahkan harta rampasan perang. Syariat Islam mengizinkan Rasulullah ﷺ untuk memanfaatkan harta rampasan perang yang jatuh ke tangan beliau, sebagai (harta) yang halal. Hikmah dari peraturan ini ialah, untuk menghentikan pemusnahan yang tidak perlu atas harta (rampasan perang) dari bangsa-bangsa yang kalah perang. Kedua, sebagai pelajaran bagi bangsa-bangsa yang zalim (agresor), apabila mereka menganiaya bangsa-bangsa lain, maka harta benda mereka akan dirampas dan diserahkan kepada kaum-kaum yang dianiaya. Ketiga, untuk memperkuat ketahanan orang-orang muslim yang tidak mampu, dengan suatu sumber kekuatan di dalam menghadapi peperangan untuk mempertahankan diri (defensif).
Keistimewaan yang keempat ialah, beliau ﷺ dianugerahi maqom syafaat yang tertinggi. Kata syafaat berarti jodoh atau menyukai. Menurut istilah, syafaat ini bukan berarti doa yang biasa, melainkan suatu tingkatan khusus dimana seorang yang dicintai Allah Ta’ala karena dua peranannya.
Pada satu sisi hubungannya yang dekat dengan Tuhan, dan pada sisi lain ikatannya dekat dengan manusia. Ia mendapat hak untuk mengajukan permohonan kepada Tuhan. Hakikat dari syafaat ini akan berlangsung sebagai berikut: “Ya Allah, atas nama keridhaan Engkau kepada hamba dimasa yang telah lalu, dan kepedulian serta ketulusan hatiku demi kebaikan mahluk-mahluk Engkau (atau beberapa orang tertentu diantara mereka), hamba memohon dan berdoa semoga Engkau mencurahkan kasih sayang-Mu kepada makhluk-makhluk Engkau yang hina dan lemah, karuniailah mereka dengan pengampunan Engkau.”
Dalam hal ini, baginda Nabi mengajukan permohonan dengan sepenuh hati atas dasar hubungan khusus dengan Dia. Kemudian di saat yang bersamaan, tercermin juga kepedulian yang tulus ikhlas demi kesejahteraan makhluk-makhluk-Nya (untuk kepentingan orang tertentu), meminta (dengan sangat) kasih-sayang-Nya, dan ampunan-Nya untuk makhluk-makhluk-Nya yang hina dina.
Maka, di hadits lain Rasulullah ﷺ bersabda, bahwa pada hari kiamat apabila orang-orang akan berada dalam keadaan gugup dan perasaan gelisah yang sangat hebat, dan ketika mereka putus pengharapan dari tiap-tiap jurusan, barulah mereka akan datang kepada beliau ﷺ dan beliau ﷺ akan memberi syafaat kepada mereka di hadapan Tuhan, dan syafaat beliau ﷺ akan dikabulkan oleh-Nya.
Keistimewaan yang kelima dari beliau ﷺ ialah, nabi-nabi yang dahulu diutus hanya kepada satu bangsa tertentu saja, tetapi beliau ﷺ diutus untuk segala bangsa di seluruh dunia. Inilah suatu keistimewaan yang sangat agung dan suatu keunggulan yang sangat mulia.
Misi dan tugas beliau ﷺ diluaskan untuk setiap bangsa, setiap negeri, dan sepanjang zaman, serta ditetapkan sebagai mazhar yakni penjelmaan yang lengkap lagi sempurna dari Allah SWT. Dengan perkataan lain, itu berarti bahwa sebagaimana Tuhan seluruh dunia adalah satu, demikian pula melalui pilihan-Nya hanya ada satu Nabi untuk segenap umat manusia.
Ditulis ulang oleh: Abdul Haq Kartono Mubaligh Jemaat Jember-Jawa Timur dari buku “Empat puluh mutiara hadits” karya Hazrat Mirza Bashir Ahmad M.A, r.a.