Hubungan Antara Kecewa, Ikhlas dan Sabar

Hubungan Antara Kecewa, Ikhlas dan Sabar

Assalaamualaikum, Sobat Keren. Pernah nggak kalian mengalami kekecewaan? Kecewa bisa diartikan tidak puas karena tidak terkabul keinginannya atau harapannya, bisa dikatakan gagal (tidak berhasil) dalam  usahanya.

Alquran dalam Qs. Maryam : 46 yang berbunyi

وَ اَعۡتَزِلُکُمۡ وَ مَا تَدۡعُوۡنَ مِنۡ دُوۡنِ اللّٰهِ  وَ اَدۡعُوۡا  رَبِّیۡ ۫ۖ عَسٰۤی اَلَّاۤ  اَکُوۡنَ  بِدُعَآءِ   رَبِّیۡ  شَقِیًّا 

Aku akan menjauhkan diri dari kamu dan dari apa yang kamu seru selain Allah; dan aku akan berdoa kepada Tuhan-ku. Mudah-mudahan dalam berdoa kepada Tuhan-ku, aku tidak akan kecewa.”

Dalam ayat di atas, dijelaskan bahwa “jika kita berdoa kepada Tuhan-ku (Allah s.w.t) aku tidak akan kecewa”. Maka banyaklah berdoa kepada Allah s.w.t. Karena hanya kepada Allah lah kita berharap.

Terkadang berharap kepada manusia tidaklah mudah seperti yang kita bayangkan, dan pada akhirnya akan menerima kekecewaan. Tetapi jika kita berharap kepada Allah, maka yang kita dapatkan adalah kebahagiaan. Allah tidak akan memberikan cobaan kepada hambanya, di luar kemampuan hambanya.

Sabar yang berarti tahan menghadapi segala cobaan yang dihadapi. Bersabar yaitu bersikap tenang antara pikiranh dan perasaan dalam menghadapi cobaan hidup. Penyabar adalah orang yang bersikap tenang, tidak terburu nafsu dan tidak lekas marah.

Baca Juga : Bersabarlah dalam Menghadapi Cobaan

Kesabaran adalah ketenangan hati yang dihadapi seseorang. Ia pun akan kehilangan-nya apabila diperlukan tidak adil dan melampaui batas. Sabar merupakan hal yang tidak mudah dilakukan, tetapi dari sabar itulah banyak manfaatnya.

Allah s.wt. berfirman dalam Qs. Al-Baqarah : 250

.وَ اللّٰهُ مَعَ  الصّٰبِرِیۡنَ

“….. Dan Allah beserta orang-orang sabar.”

Ikhlas merupakan merelakan sesuatu atau bersikap tulus hati dengan apa yang terjadi dalam hidup. Mengikhlaskan berarti memberikan atau menyerahkan dengan tulus hati, serta merelakan apa yang telah terjadi dalam hidup kita. Keikhlasan merupakan ketulusan hati, kerelaan atas segala sesuatu.

Berusaha ikhlas walau terpaksa. Kita harus bisa membiasakan diri untuk menerima apa yang terjadi pada diri kita (ikhlas). Dan kalian hendaklah ikhlas karena Allah. Karena Ikhlas atau tulus hati bisa dikatakan merelakan sesuatu yang terjadi dalam diri kita.

Ikhlas dalam memberi, ikhlas dalam menghadapi segala cobaan, ikhlas ditinggalkan seseorang, dan masih banyak lagi. Mengikhlaskan atau merelakan sesuatu bukanlah hal yang mudah bagi seseorang yang tidak bisa melupakan semua yang terjadi di dalam dirinya.

Mengikhlaskan seseorang yang masih ada dalam hati kita itu pasti lebih sulit daripada hal yang lain. Orang yang tadinya selalu ada untuk kita, tiba-tiba saja orang tersebut meninggalkan kita dengan cara yang tidak kita duga. Sehingga kita harus berusaha ikhlas walau terpaksa.

Baca Juga : Ujian  Penghantar  Kesuksesan

Berusaha ikhlas lah karena Allah, bukan karena seseorang atau karena siapapun.

Terdapat dalam Qs. An-Nisa : 147 yng berbunyi :

وَ اعۡتَصَمُوۡا بِاللّٰهِ وَ اَخۡلَصُوۡا دِیۡنَہُمۡ  لِلّٰهِ فَاُولٰٓئِکَ مَعَ الۡمُؤۡمِنِیۡنَ ؕ وَ سَوۡفَ یُؤۡتِ اللّٰهُ الۡمُؤۡمِنِیۡنَ اَجۡرًا عَظِیۡمًا

Dan berpegang teguh pada Allah, dan mereka tulus ikhlas dalam iba-dahnya kepada Allah, maka mereka ini termasuk di antara orang-orang mukmin, dan Allah pasti akan memberikan ganjaran yang besar kepada orang-orang mukmin.

Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa jika kita ikhlas menjalankan sesuatu karena Allah, maka Allah akan memberikan gantinya yang lebih dari sebelumnya.

Jika ketiganya digabung, tidak ada gabungan yang lebih indah dari kesabaran yang digabung dengan keikhlasan.

Jika kamu ikhlas menjalani keadaanmu

Bismillah Allah akan rencanakan kebahagiaan untukmu.

Sabar dan bisa mengikhlaskan sesuatu yang telah pergi adalah salah satu cara untuk mendapatkan kebahagian yang selanjutnya.

Baca Juga : Mengapa Pengabulan Doa Kita Tertunda?

Share

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *