Gurauan Akhir Zaman : Prank
May 22, 2020
Assalamualaikum sobat keren, prank kini banyak digemari dikalangan milenial. Prank sendiri berasal dari bahasa Inggris yang memiliki arti gurauan. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, prank diartikan sebagai senda gurau, kelakar, olok-olok, dan seloroh.
Dilansir dari situs liputan6.com prank sendiri sebenarnya dibuat untuk tujuan seru-seruan, mencari tawa dan hiburan. Namun, ternyata ada juga prank yang bukannya berujung bahagia malah berakhir di penjara, bukannya berujung manis malah berakhir tragis, dst.
Salah satu kasus yang berujung dipenjara ialah kasus prank sampah yang dilakukan oleh seorang Youtuber bernama Ferdian Paleka kepada waria didasari tuntutan konten untuk mendatangi subcriber dan menjadikannya viral. Banyak juga generasi muda lainnya memainkan prank yang berlebih sampai-sampai mereka lupa dengan norma dan agama.
Bagaimana pandangan Islam mengenai prank ini? Dan candaan seperti apakah yang dilarang oleh Islam?
Sobat keren, bercanda atau melucu itu memang wajar sih sesekali dilakukan oleh kita selain menghibur diri sendiri tentu ada unsur menghibur orang lain asal tidak berlebihan ya, karena panutan kita juga yakni Nabi Muhammad Saw pernah melakukan hal tersebut. Lantas bedanya dengan kita sekarang apa? Dan apa yang perlu diteladani dari beliau?
Diceritakan bahwa dahulu, Rasulullah Saw. sering mengajak istri dan para sahabatnya bercanda dan bersenda gurau untuk mengambil hati serta membuat mereka gembira. Namun canda beliau tidak berlebihan, tetap ada batasnya. Bila tertawa, beliau tidak melampaui batas tetapi hanya tersenyum.
Sobat keren
Berikut salah satu dari sekian banyak candaan/gurauan Nabi Muhammad Saw.
- Anas bin Malik menceritakan : Rasulullah Saw sering melepaskan humor kepadaku seperti : “Hai engkau yang bertelinga dua.”
- Suatu ketika, Rasulullah saw dan para sahabat ra sedang kumpul-kumpul. Setiap kali mereka makan sebuah kurma, biji- biji sisanya mereka sisihkan di tempatnya masing- masing. Beberapa saat kemudian, Ali menyadari bahwa dia memakan terlalu banyak kurma. Biji- biji kurma sisa mereka menumpuk lebih banyak di sisi Ali dibandingkan di sisi Rasulullah. Maka Ali pun secara diam- diam memindahkan biji-biji kurma tersebut ke sisi Rasulullah. Kemudian Ali ra dengan tersipu-sipu mengatakan, “ Wahai Nabi, engkau memakan kurma lebih banyak daripada aku. Lihatlah biji-biji kurma yang menumpuk di tempatmu.”Nabi pun tersenyum dan menjawab, “Ali, kamulah yang memakan lebih banyak kurma. Aku memakan kurma dan masih menyisakan biji-bijinya. Sedangkan engkau, memakan kurma berikut biji-bijinya”. (HR. Bukhori)
Pada konteks Nabi, beliau memberi contoh kepada kita dengan bercanda yang positif dan ada manfaatnya bagi orang lain. Jika ditarik benang merah bercanda konteks kekinian dengan bercanda ala Rasul, tentu kita bisa dapati beberapa perbedaan yang signifikan. Di antaranya Rasulullah SAW sangat memerhatikan adab ketika beliau bercanda dengan orang lain dan tidak pernah menyinggung perasaan orang yang diajak bercanda oleh beliau.
Sedangkan candaan (prank) masa kini sangat jauh berbalik dengan itu. Prank malah lebih banyak mudharatnya ketimbang baiknya sehingga Islam melarangnya. Apa saja alasannya?
Pertama, prank seringkali ada unsur berbohong, menipu, atau istilahnya ‘ngerjain’. Sedangkan kita dilarang membuat kebohongan walaupun itu bercanda,”
Sebagaimana Hadhrat Rasulullah SAW bersabda:
Artinya: “Celakalah orang yang berbicara kemudian dia berdusta agar suatu kaum tertawa karenanya. Kecelakaan untuknya. Kecelakaan untuknya.” (HR Abu Dawud no. 4990)
Kedua, prank bisa membuat orang lain celaka atau tertimpa marabahaya. Perbuatan membahayakan nyawa orang lain jelas dilarang.
Artinya: “Dari Abu Sa’id Sa’d bin Malik bin Sinan al-Khudri Radhyallahu anhu, Rasulullah SAW bersabda, ‘Tidak boleh ada bahaya dan tidak boleh membahayakan orang lain.'” (HR. Al Hakim)
Ketiga, prank terkadang tujuannya menakut-nakuti orang lain. Kalau sudah menakut-nakuti orang lain, hukumnya dilarang dalam Islam. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda:
Artinya: “Tidak halal bagi seorang muslim menakut-nakuti muslim yang lain.” (HR. Abu Dawud)
Keempat, prank mengganggu orang lain dan sering mengundang kemarahan. sedangkan perbuatan ini dilarang oleh Islam karena Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an Surah Al Ahzab ayat 59:
Artinya: “Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang yang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata.”
Pada tulisan beliau pendiri Jemaat Ahmadiyah bersabda: “Sama sekali hindari diri kalian dari segala macam olok-olokkan dan sikap mempermain-mainkan, sebab sikap memperolok-olokkan membawa hati manusia sangat jauh dari kebenaran. Bersikaplah dengan penuh hormat terhadap satu sama lain.” (Malfuzat, jld. I, hlm. 266-268).
Jangan menyakiti hati orang, Jangan menimbulkan perselisihan dan pertengkaran, Janganlah membalas hal-hal yang nonsense dengan hal-hal yang nonsens juga.” (Malfuzat, jld.I, hlm. 208-209).
Kesimpulannya bercanda itu boleh kok, tidak ada yang melarang bahkan Rasulullah saw sendiri pernah bercanda dengan istri, cucu, para sahabat dan orang yang lebih tua dari beliau asal dalam batas yang wajar dalam artian memerhatikan etika, dan norma-norma yang berlaku, sehingga kita dapat memberikan filter pada candaan kita.
[DISPLAY_ULTIMATE_PLUS]
Wah, artikel bagus sekali untuk dibaca oleh anak muda, karena kebanyakan anak muda gemar dengan candaan
Jazakillah khairan
Sangat inspiratif sekali..seyogyanya anak muda sekarang harus sedikitnya mencontoh kebiasaan nabi yg sqngat baik..semoga kita semua bisa menauladani contih dr sifat atau sikap dr Rasulalloh saw..aamiin
Aamiin. Jazakillah