“Fa Shabrun Jamiilun”, Indahnya Hidup Dengan Sabar

“Fa Shabrun Jamiilun”, Indahnya Hidup Dengan Sabar

Kita mungkin pernah mendengar ungkapan Fa Shabrun Jamiilun, Sabar itu indah? Apakah benar dengan bersabar hidup kita akan indah? Dan bagaimana menjadikan hidup kita indah dengan bersabar?

Nah, ungkapan fa shabrun jamiilun ini sebenarnya berasal dari Al-quran, lho. Setidaknya Allah SWT menjelaskan hal ini dalam 3 tempat, yaitu dalam Surah Yusuf : 18 , 83 dan Surah Al Ma’arij : 5.

Allah SWT berfirman :

فَصَبۡرٌ جَمِيلٌ وَٱللهُ ٱلۡمُسۡتَعَانُ عَلَىٰ مَا تَصِفُونَ 

Maka bersabarlah yang terbaik bagiku. Dan hanya Allah yang dapat dimohon pertolongan-Nya mengenai apa-apa yang kamu ceriterakan itu.” (Yusuf:18)

فَصَبۡرٌ جَمِيلٌ عَسَى ٱللهُ أَن يَأۡتِيَنِي بِهِمۡ جَمِيعًا إِنَّهُۥ هُوَ ٱلۡعَلِيمُ ٱلۡحَكِيمُ 

Maka tidak ada lagi bagiku kecuali  kesabaran yang baik. Mudah-mudahan Allah akan membawa mereka itu semua kepadaku. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui, Maha Bijaksana.” ( Yusuf : 83 )

فَٱصۡبِرۡ صَبۡرًا جَمِيلًا 

Maka bersabarlah dengan sabar yang baik. ( Al Ma’arij : 5 )

Dua ayat pertama, yaitu surah Yusuf ayat 18 dan 83, menjelaskan mengenai kisah kesabaran yang ditunjukan oleh Nabi Yaqub as Ketika kehilangan putra yang paling beliau cintai. Sedangkan satu kalimat lainnya yang terdapat dalam surah Al-Ma’aarij ayat 5 yang menceritakan mengenai perintah Allah SWT kepada Nabi Muhammad ﷺ agar bersabar atas perilaku buruk yang diperlihatkan oleh kaum kafir Quraish yang senantiasa memperolok dakwahnya.

Baca Juga :

Tuhan-lah Tempat Bersandar Mu’miniin

Jika kita mengalami masalah yang sulit dan kita butuh bahu untuk menangis, siapa yang akan lebih baik memberikan bahu tersebut? Jawabannya adalah Allah! Sebagai seorang mu’min tiada tempat yang paling baik untuk mengeluhkan masalah dan menyandarkan kehidupan kita selain pada Allah SWT, mengenai ini dalam surah Ali Imran ayat 174 disebutkan :

وَقَالُواْ حَسۡبُنَا ٱللهُ وَنِعۡمَ ٱلۡوَكِيلُ 

Dan mereka berkata “Cukuplah Allah bagi kami, dan Dia sebaik-baik Pelindung.” (Ali Imran:173)

Dalam ayat ini juga dijelaskan bahwa, bagi seorang mukmin, setiap kesulitan, cobaan, bahkan perilaku buruk manusia, tidak menjadikan mereka takut, namun justru malah menambah keimanan mereka.

فَزَادَهُمۡ إِيمَٰنًا

Tetapi hal itu  menambah keimanan mereka [ Ali Imran : 173 ]

Allah juga berfirman dalam hadits qudsi,

قَالَ اللهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى إِذَا ابْتَلَيْتُ عَبْدِى الْمُؤْمِنَ فَلَمْ يَشْكُنِى إِلَى عُوَّادِهِ أَطْلَقْتُهُ مِنْ إِسَارِى ثُمَّ أَبْدَلْتُهُ لَحْمًا خَيْرًا مِنْ لَحْمِهِ وَدَمًا خَيْرًا مِنْ دَمِهِ ، ثُمَّ يَسْتَأْنِفُ الْعَمَلَ

“Allah Tabaraka wa Ta’ala berfirman, “Jika Aku (Allah) memberikan cobaan (musibah) kepada hamba-Ku yang beriman sedang ia tidak mengeluh kepada orang yang mengunjunginya maka Aku akan melepaskannya dari tahanan-Ku (penyakit) kemudian Aku gantikan dengan daging yang lebih baik dari dagingnya juga dengan darah yang lebih baik dari darahnya. Kemudian dia memulai amalnya (bagaikan bayi yang baru lahir).” [HR. Al Hakim, shahih]

Hd. Masih Mau’ud as bersabda :

Tidak ada kesulitan yang dapat menjadi sulit, dan tdak ada musibah yang dapat menjadi musibah, apabila seseorang menerapkan sikap istiqamah dan sabar, serta tawakal dan bertumpu sepenuhnya pada Allah Ta’ala….” (Malfuzat,   jld.V, hlm. 274)

Kita bisa meneladani kesabaran yang dimiliki para Nabi Allah SWT. Setiap Nabi memberi kesaksian dan mengajarkan kesabaran dalam kehidupan mereka, Hd. Masih Mau’ud as bersabda :

Seratus dua puluh empat ribu nabi memberikan kesaksian bahwa kesabaran itu pasti membawa ganjaran.” (Malfuzat, jld. X, hlm. 89).

Sebagai contoh kita bisa mengambil pelajaran dari kisah Nabi Yaqub as. Bagaimana beliau hanya menggantungkan kesedihan dan bersandar pada Allah SWT, ketika kehilangan anak yang paling beliau cintai. Beliau as hanya mengatakan fa shabrun jamiilun. Alquran menuliskan keteladan beliau :

قَالَ إِنَّمَآ أَشۡكُواْ بَثِّي وَحُزۡنِيٓ إِلَى ٱللهِ وَأَعۡلَمُ مِنَ ٱللهِ مَا لَا تَعۡلَمُونَ 

Ya’qub menjawab: “Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku, dan aku mengetahui dari Allah apa yang kamu tiada mengetahuinya.” [ Yusuf :86 ]

Ketika Allah menempatkan kita dalam situasi apa pun, The best way yang bisa kita lakukan adalah lari kepada-Nya. Tunjukkan kesedihan dan mengadu hanya kepada-Nya, serta jangan berputus asa sebab berputus asa itu bukanlah sifat seorang muslim, sebagaimana Allah berfirman:

وَلَا تَاْيۡ‍َٔسُواْ مِن رَّوۡحِ ٱللهِ إِنَّهُۥ لَا يَاْيۡ‍َٔسُ مِن رَّوۡحِ ٱللهِ إِلَّا ٱلۡقَوۡمُ ٱلۡكَٰفِرُونَ 

Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir” (Yusuf :87)

Hadhrat Masih Mau’ud as menjelaskan bahwa salah satu syarat ketakwaan adalah meninggalkan perilaku tidak sabar dalam kehidupan.

“Jadi, syarat dari  takwa itu adalah, terapkanlah sampai akhir  segala perintah [hukum] yang telah diberikan Allah Ta’ala, dan janganlah berlaku tidak sabar.” [Malfuzat, jld I, hlm. 23-24 / Pidato Pertama Hadhrat Masih Mau’ud a.s. pada Jalsah Salanah, 25 Desember 1897]

Kemudian, kita juga bisa meneladani bagaimana Junjungan kita rasulullah ﷺ menerapkan kesabaran dalam kehidupan beliau termasuk juga kesabaran dalam menyebarkan ajaran Islam kepada bangsa arab pada masa itu.

Hadhrat Masih Mau’ud as bersabda :

Dikarenakan Allah Ta’ala bermaksud menyempurnakan akhlak¬akhlak Rasulullah ﷺ. Oleh sebab itu, sebagian hidup beliau dilalui di Mekkah, dan sebagian lagi di Madinah. Rasulullah ﷺ. telah memperlihatkan tauladan sabar terhadap penderitaan-penderitaan besar yang ditimbulkan oleh para musuh di Mekkah. Dan walau pun mereka itu bersikap sangat keras, tetap saja beliau berlaku lembut dan penuh kasih sayang. Dan amanat yang beliau bawa dari Allah Ta’ala tetap saja beliau sampaikan kepada mereka.

Kemudian, ketika beliau telah memperoleh kejayaan diMadinah, dan para musuh itu jugalah yang telah tertawan, dan dihadapkan kepada beliau, maka kebanyakan mereka telah diampuni oleh Rasulullah ﷺ. Walau pun beliau memiliki kekuatan untuk balas dendam, tetap saja beliau tidak melakukannya. [ Malfuzat, jld. VI, hlm.  h.196 ]

Said Qutb dalam tafsirnya (fii-zhilalil Qur’an) menafsirkan Shabrun Jamiil (kesabaran yang baik) sebagai kesabaran yang menenangkan, yang tidak disertai kemarahan, kegoncangan, dan keraguan terhadap kebenaran janji Allah. Kesabaran orang yang percaya kepada akibat yang bakal terjadi, yang ridha kepada kadar Allah, yang merasakan hikmah di balik ujian-Nya, selalu berhubungan dengan-Nya, dan mengharapkan pahala dari sisi-Nya pada setiap apa yang menimpa dirinya.

Baca Juga :

Fa Shabrun Jamiilun, Kalimat Indah Yang Patut Kita Amalkan

Berbagai masalah yang kita hadapi dalam kehidupan kadang membuat kita sedih, marah, ragu dan putus asa. Itu merupakan roda kehidupan. Tapi, sebagai orang yang beriman janganlah membuat kita meninggalkan Allah SWT. Apabila kita menerapkan kesabaran, Allah akan menjadikan kita sebagai orang-orang yang mendapat keberhasilan atau keberuntungan.

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱصۡبِرُواْ وَصَابِرُواْ وَرَابِطُواْ وَٱتَّقُواْ ٱللهَ لَعَلَّكُمۡ تُفۡلِحُونَ 

Wahai orang-orang  yang beriman,  bersabarlah dan tingkatkanlah kesabaran dan berjaga-jagalah serta bertakwalah kepada Allah supaya kamu memperoleh keberhasilan. (Ali Imran : 200)

Rasulullah pernah menjelaskan dalam suatu hadis sahih, bahwa urusan orang mukmin seluruhnya baik. Apabila mendapatkan kenikmatan ia bersyukur, bila mendapatkan ujian ia bersabar. Sifat-sifat itu tidak terdapat pada selain orang mukmin.

Oleh sebab itu, para nabi juga tidak luput mendapatkan ujian dari Allah SWT. Ujian itu bisa berupa kebaikan atau keburukan. Ketika diuji dengan kebaikan, para nabi bersyukur. Apabila diuji dengan keburukan, mereka bersabar.

Dari Shuhaib, ia berkata, Rasulullah ﷺ bersabda,

عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ

“Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruhnya urusannya itu baik. Ini tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur. Itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar. Itu pun baik baginya.” (Muslim, no. 2999)

Mujahid bin Jabir (642-722 M) dalam tafsirnya mengatakan bahwa fa shabrun jamiilun, sabar yang baik ialah sabar yang tidak ada keluhannya.

وَرَوَى هُشَيْم، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ يَحْيَى، عَنْ حبَّان بْنِ أَبِي جَبَلة قَالَ: سُئِلَ رَسُولُ اللهِ ﷺ عَنْ قَوْلِهِ: {فَصَبْرٌ جَمِيلٌ} فَقَالَ: "صَبْرٌ لَا شَكْوَى فِيهِ"

Hasyim telah meriwayatkan dari Abdur Rahman ibnu Yahya, dll bahwa Rasulullah ﷺ pernah ditanya mengenai makna firman Allah dalam Surat Yusuf:18, “maka kesabaran yang baik itulah (kesabaranku)”. Maka beliau ﷺ bersabda, “Sabar yang baik ialah sabar yang tidak ada keluhannya.”

Saat kita bersabar, Allah akan memberikan banyak hal. Pertama, keberkahan dan ampunan dari Allah. Kedua, kasih sayang dari Allah, seperti kemudahan dalam hidup dan kemudahan dalam ibadah. Orang-orang yang bersabar juga akan mendapat keuntungan besar. Semua rekayasa dan tipu daya dari orang-orang yang ingin mencelakakan kita, tidak akan membuahkan keberhasilan.

Allah SWT berfirman:

وَٱلَّذِينَ صَبَرُواْ ٱبۡتِغَآءَ وَجۡهِ رَبِّهِمۡ وَأَقَامُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَأَنفَقُواْ مِمَّا رَزَقۡنَٰهُمۡ سِرًّا وَعَلَانِيَةً وَيَدۡرَءُونَ بِٱلۡحَسَنَةِ ٱلسَّيِّئَةَ أُوْلَٰٓئِكَ لَهُمۡ عُقۡبَى ٱلدَّارِ 

Dan orang-orang yang sabar mencari keridhaan Tuhan mereka, dan mendirikan shalat dan membelanjakan sebagian dari apa yang telah Kami rezekikan kepada mereka secara sembunyi-sembunyi dan secara terang-terangan, dan menolak keburukan dengan kebaikan, bagi mereka itulah ada tempat kesudahan yang baik. ( Ar Ra’d : 22 )

وَٱللهُ يُحِبُّ ٱلصَّٰبِرِينَ 

Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar. (Ali Imran:146)

Mengenai hal ini juga , Hd. Masih Mau’ud as bersabda:

“Setan memanggil ke arah keburukan, pelanggaran, hawa-nafsu, penumpahan darah, harapan sia-sia, keangkuhan dan kebanggaan, sementara Tuhan memanggil ke arah  moral tinggi, kesabaran, menyatu dengan Tuhan, pengkhidmatan, ketulusan, keimanan dan keberhasilan.

Manusia tegak di antara kedua daya-tarik ini  Siapa yang fitratnya terberkati akan berlari ke arah Tuhan, dan dia melakukan ini meski pun kenyataannya ada ribuan ajakan dan daya-tarik dari setan. Orang semacam ini menemukan kepuasan dan kenikmatannya hanya pada Tuhan.” (Malfuzat, jld. II, hlm. 169)

Baca Juga :

Sabar Membuat Hidup Terasa Indah

Mengenai kesabaran itu sendiri, sabar itu ada ada bermacam-macam, antara lain kesabaran untuk melaksanakan perintah Allah, sabar untuk menjauhi larangan Allah, dan kesabaran ketika menghadapi ujian.

Diriwayat dari Ali bin Abi Thalib as bahwa Rasulullah ﷺ bersabda :

الصبر ثلاثة : صبر عند المصيبة، وصبر على الطاعة، وصبر عن المعصية. فمن صبر على المصيبة حتّى يردّها بحسن عزائها كتب الله له ثلاث مئة درجة ما بين الدرجة إلى الدرجة كما بين السماء إلى الأرض. ومن صبر على الطاعة كتب الله له ستّ مئة درجة ما بين الدرجة إلى الدرجة كما بين تخوم الأرض إلى العرش. ومن صبر عن المعصية كتب الله له تسع مئة درجة ما بين الدرجة إلى الدرجة كما بين تخوم الأرض إلى منتهى العرش.

“Sabar ada tiga : sabar atas musibah, sabar dalam kepatuhan, sabar menjauhi maksiat. Barangsiapa bersabar atas musibah sampai melaluinya dengan dukacita yang baik maka Allah akan mencatatkan untuknya tiga ratus derajat yang jarak antara satu derajat dan derajat lainnya seperti jarak antara langit dan bumi. Barangsiapa bersabar dalam kepatuhan maka Allah mencatatkan untuknya enam ratus derajat yang jarak antara satu derajat dan derajat lainnya seperti dari tepian bumi hingga arasy. Dan barangsiapa bersabar menjauhi maksiat maka Allah mencatatkan untuknya sembilan ratus derajat yang jarak antara satu derajat dan derajat lainnya seperti dari tepian bumi hingga ujung arasy.” (Ushul Kafi, jilid 2, hal. 90, Kitab al-Iman wa al-Kufr, Bib al-Shabr, Hadits 15)

Dalam menghadapi ujian Allah, terkadang manusia kurang sabar dan merasa apa yang ditimpakan sangat berat. Allah SWT berjanji bahwa orang sabar pasti akan diberikan kemenangan dan keberhasilan baik di dunia maupun di akhirat. Kalau ingin berhasil dalam semua aspek kehidupan, selain harus banyak zikir, taat kepada Allah, dan mengukuhkan persatuan, juga harus bersabar. Orang yang sabar juga akan diberi balasan tanpa batas.

وَٱصۡبِرۡ فَإِنَّ ٱللهَ لَا يُضِيعُ أَجۡرَ ٱلۡمُحۡسِنِينَ 

Dan bersabarlah, karena sesungguhnya Allah sekali-kali tidak menyia-nyiakan ganjaran orang-orang yang berbuat baik. [ Hud : 115 ]

Ganjaran yang Allah SWT berikan kepada para Shabiriin seharusnya menjadikan kehidupan mereka menjadi indah. Kenapa demikan? Karena setiap jengkal kehidupannya selalu mendapat rahmat Allah SWT. Bisa kita bayangkan, ketika rahmat Allah SWT selalu berserta kita, kehidupan kita di dunia ini akan jauh lebih bermakna.

Belum lagi dengan kesabaran tinggi yang kita miliki, kita tidak akan gundah ketika ditimpa masalah. Tidak juga akan gegabah ketika diliputi amarah. Keyakinan kita pada Allah, dan sabar yang sudah terasah dalam raga, menjadikan kita manusia-manusia yang tabah dan juga ramah.

Hadhrat Masih Mau’ud as bersabda:

Ingatlah dengan pasti, antara akal dan emosi terdapat permusuhan yang berbahaya. Apabila emosi dan  kemarahan timbul maka akal tidak akan dapat berdiri tegak. Namun orang yang berlaku sabar dan memperlihatkan suri teladan menahan diri, kepadanya dianugerahkan sebuah nur (cahaya), yang darinya akal di dalam akal orang itu timbul suatu cahaya baru, kemudian dari nur itu akan timbul nur (cahaya) lain. (Malfuzat, jld. III, hlm. 180).

Beliau as juga bersabda :

Manusia selalu terburu nafsu (tergesa-gesa). Ketika cobaan datang maka dengan melihatnya manusia langsung panik. Akibatnya adalah dalam hal duniawi dia tidak berhasil  dan dalam hal ruhani pun dia  gagal. Namun orang-orang yang bersabar, Allah Ta’ala menyertai mereka, dan atas diri mereka terdapat anugerah-anugerah serta kasih-sayang Allah. (Malfuzat, jld. VI, hlm. .99)

Maka dari itu, sebagaimana yang di ucapkan oleh Nabi Ya’qub as, fa shabrun Jamiilun (maka bersabarlah yang terbaik bagiku), kita pun perlu menerapkan sabar ini dalam setiap aspek kehidupan kita, baik ketika mendapatkan cobaan hidup, atau ketika ada yang berbuat tidak baik.

Hd. Masih Mau’ud as bersabda :

Ada dua kondisi bagi orang mukmin. Pertama, ketika dia beriman, maka baginya disediakan sebuah neraka berupa musibah-musibah. Dia terpaksa menetap untuk beberapa saat di dalamnya, dan kesabaran serta keteguhannya diuji. Dan ketika dia terbukti kokoh dalam hal itu, maka kondisi yang kedua adalah neraka tersebut akan diubah menjadi surga. (Malfuzat, jld. VII, hlm. 127)

Mari jadikan hidup kita lebih indah, yaitu kehidupan yang dilandasi dengan kesabaran, yang akan membuahkan surga bagi yang mengamalkannya. Fa shabrun jamiilun

Baca Juga :

Share

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *