Assalamu’alaikum, Sobat keren yang berbahagia, di mana pun berada. Semoga selalu ada dalam lindungan Allah SWT. Aamiin Ya Rabbal Alamiin. Saat ini, manusia dan teknologi hidup berdampingan. Teknologi menjadi kebutuhan utama bagi manusia. Tanpa teknologi, manusia tidak bisa bekerja dan beraktivitas sesuai melebihi kemampuannya.
Di dalam KBBI, teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Sebagai contoh dalam kehidupan sehari hari, kita tidak bisa lepas dari gawai (gadget) kita, karena semua pekerjaan menuntut kita untuk menggunakan gawai tersebut. Semua informasi dan media komunikasi tersedia di dalam barang yang biasa kita genggam. Setiap jam, menit bahkan detik kita selalu mengecek, apakah ada pesan masuk, email masuk, dan berita terkini yang terjadi saat itu juga.
Hal ini tentu sangat mempengaruhi kehidupan kita. Informasi diterima dengan cepat dan mudah, dan dengan kecepatan itulah terkadang kita tidak memilih dengan cermat berita mana yang layak disebar dan yang tidak. Hal tersebut sering terjadi, terutama dalam penggunaan media sosial.
Baca Juga :
Media Sosial Dan Para Penggunanya
Pengguna media sosial terkadang tidak bijak dalam menyebarkan informasi, atau memberikan komentar, sehingga menimbulkan kegaduhan di dunia maya. Setelah itu, bahkan akan merambat juga di dunia nyata. Kegaduhan biasanya berkenaan dengan fitnah, pencemaran nama baik, penghinaan, perkelahian, prasangka buruk, dan bullying, di mana semua itu menjerumuskan mereka pada tindakan hukum.
Dalam Q.S An-Nur : 15, Allah swt berfirman:
إِذْ تَلَقَّوْنَهُ بِأَلْسِنَتِكُمْ وَتَقُولُونَ بِأَفْوَاهِكُمْ مَا لَيْسَ لَكُمْ بِهِ عِلْمٌ وَتَحْسَبُونَهُ هَيِّنًا وَهُوَ عِنْدَ اللَّهِ عَظِيمٌ
Artinya: “Ketika kamu menerima kebohongan itu dengan lidah kamu satu sama lain, dan kamu mengatakan dengan mulut kamu hal yang kamu tidak mempunyai ilmu tentang itu, dan kamu menganggapnya masalah kecil, padahal itu sangat besar disisi Allah.
Berdasarkan firman Allah SWT yang disebutkan diatas, dan berdasarkan peristiwa-peristiwa berkenaan dengan media sosial, alangkah baiknya jika kita berhati-hati dalam menyikapi peristiwa yang terjadi dan tersebar di media sosial. Janganlah kita menyebarkan dan membicarakan sesuatu yang sama sekali tidak diketahui sumbernya.
Baca Juga :
Bijak itu Penting
Bijaklah sebagai warganet dengan mengetikkan kata-kata yang baik, serta bijak juga dalam menyikapinya, tanpa menghakimi dan memojokan seseorang atau kelompok tertentu. Tentu saja, karena belum tentu semua berita yang tersebar bersumber dari yang valid. Sehingga, menyebarkannya akan berdampak pada orang yang dibicarakan.
Jika berita itu tidak benar, hal itu akan membuat mereka sakit secara fisik dan psikis, merusak nama baik dan kehormatannya. Sedangkan jika berita itu benar, janganlah kita ikut campur dalam urusannya, karena hal itu merupakan aib untuk dirinya. Sebagaimana dalam hadis disebutkan bahwa,
“Barangsiapa menutupi aib seorang muslim, Allah akan menutup aib tersebut di dunia dan akhirat (HR. Ibnu Majah).
Nah, Sobat keren, sudah jelas bahwa menutupi aib seorang muslim itu lebih baik, daripada menggunjing dan mencari-cari kesalahan orang lain, yang jelas termasuk ke dalam dosa besar. Agama Islam menganggap penyebaran dan penyiaran tuduhan-tuduhan palsu sama beratnya seperti perbuatan dosa melanggar susila itu sendiri. Jadi, ketika kita melakukan-tuduhan-tuduhan yang ternyata palsu pada seseorang, berarti sama saja kita melakukan perbuatan yang dituduhkan itu.
Jangan menganggap masalah itu kecil, karena sesungguhnya pertanggung jawabannya besar di hadapan Allah SWT. Semoga kita senantiasa terlindung dari perbuatan buruk dan selalu mengarah pada perbuatan yang disukai oleh Allah SWT. Aamiin
Baca Juga :