Beranikah untuk Tidak Berani?

Beranikah untuk Tidak Berani?

Beranikah untuk Tidak Berani?

Rahma Roshadi

March 30, 2020

Assalamualaikum

Sobat keren, Tak satupun makhluk yang tercipta yang tidak memiliki saat berkonflik. Tidak hanya manusia, bahkan binatang pun bisa terlibat pada perkelahian yang pelik. Adalah fitrah, jika kita melakukan perlawanan untuk bertahan dan mempertahankan. Namun bagaimana jika kita berada di dua pilihan,bertahan atau tinggalkan? Melawan atau mendoakan?

Manusia diberikan amanah berupa mulut, tangan, dan anggota tubuh oleh Allah Ta’ala. Ketika ada sekelompok manusia yang menggunakan amanah tersebut untuk menyakiti orang lain, maka kelak dia akan bertanggung jawab kepada Allah atas perbuatannya tersebut, pada hari ketika mulut ini terkunci.

Jika, terhadap caci maki dan kezaliman yang mereka lakukan, kita melakukan hal yang sama, kita membalas caci maki serupa, kita juga berbuat zalim sebagaimana yang tangan mereka lakukan, maka kelak kita pun harus mempertanggungjawabkan hal yang sama di hadapan Allah taala. Lalu apa bedanya diri ini dengan mereka para pelaku kezaliman?

Sobat keren, sejatinya keberanian juga tak lepas dari makna imani. Ketika kita memiliki keyakinan terhadap suatu hal, maka sindiran atau perlawanan apapun dari pihak lain tidak akan membuat kita meninggalkan apa yang kita yakini kebenarannya. Sehingga ketika orang lain memberikan penyerangan terhebat pun, keberanian lah yang membuat kita bertahan bahkan semakin erat dalam keyakinan.

Sebagai seorang yang meyakini Allah Ta’ala sebagai sebaik-baik penolong, maka keberanian bukan semata-mata berupa perilaku melawan secara frontal. Keberanian memberikan perlawanan haruslah seimbang dengan keberanian untuk menahan nafsu, karena yakin dengan pertolongan Allah yang maha teliti dan maha adil.

Diam bukan berarti kita takut, melainkan karena kita lebih berani mempertanggungjawabkan kebenaran di hadapan Allah, dan tidak ingin kita dipersamakan dengan kezaliman orang lain. Diam dan tidak melawan adalah sebuah keberanian, karena kita lebih tidak berani menerima hisab yang lebih berat atas apa yang mulut dan tangan kita lakukan kepada orang lain.

[DISPLAY_ULTIMATE_PLUS]

Share

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *