Begini Seharusnya Jika Keyakinan Penguasa Berbeda dengan Kita
September 24, 2020
Assalamu’alaikum, sobat keren.
Menaati seorang pemimpin adalah kewajiban bagi kita yang tinggal di suatu bangsa. Taat pada pemimpin, maka keamanan, ketertiban, dan kemakmuran akan tercipta. Nah, lalu bagaimana jika kita tinggal di tempat yang mayoritas warganya adalah non Muslim, dan dipimpin oleh seorang non muslim juga? Apakah kita tetap harus menaatinya?
Agama Islam mengandung ajaran yang universal dan memberikan konsep yang indah, sehingga tidak akan ditemukan kebuntuan dalam berfikir dan bertindak dalam ketaatan pada penguasa, meskipun kepada pemimpin yang non muslim.
Dalam Surah An-Nisa: 60, Al-Qur’an menegaskan, “Wahai orang yang beriman, taatlah kepada Allāh dan taatlah kepada Rasul, dan kepada orang-orang yang memegang kekuasaan di antaramu.”
Kalimat “Wa ulil amri min-Kum” (dan kepada orang-orang yang memegang kekuasaan di antaramu), janganlah disalahpahami bahwa kesetiaan hanya diarahkan kepada kekuasaan orang Islam saja. Ayat ini justru mengajarkan orang-orang yang beriman untuk bersikap positif dalam memberikan loyalitas yang hakiki terhadap kekuasaan yang sah, di manapun mereka tinggal dan menetap.
Ketaatan kepada para pemegang kekuasaan menjadi lebih jelas jika merujuk kepada sebuah hadis, di mana Rasulullah saw. bersabda, “Dia yang mentaatiku berarti dia mentaati Allāh swt. Dia yang tidak taat kepadaku berarti dia tidak taat kepada Allāh swt. Dia yang taat kepada pemegang kekuasaanya berarti dia taat kepadaku, dan dia yang tidak taat kepada pemegang kekuasaannya berarti dia tidak taat kepadaku.” (HR Muslim, Kitab Imarah)
Oleh karenanya, sikap terbaik bagi orang yang beriman adalah taat dan patuh terhadap peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintahan yang sah. Ketika seseorang terpilih menjadi bagian dari pemegang kekuasaan, maka dia terikat dengan janji dan sumpah jabatannya. Dan jika dia menyalahi janjinya, maka dia harus bertanggung-jawab kepada Negara dan Tuhannya.
Maka, cukuplah bagi kita sebagai bagian dari masyarakat, untuk mengerti aturan dan taat. Alih-alih bersikap antipati kepada penguasa hanya karena berbeda keyakinan, yang justru membuat masyarakat gaduh dan memicu kekacauan.