Ats Tsiqatu Bin Nafs: Kenali Diri Agar Bisa Mensyukurinya

Ats Tsiqatu Bin Nafs: Kenali Diri Agar Bisa Mensyukurinya

Assalamualaikum sobat Islamkukeren, apa itu Ats Tsiqatu bin Nafs? Ats Tsiqah bin nafs adalah satu istilah dalam Bahasa arab Ats Tsiiqat Bin Nafsi Hiya Tsiqat Ul’iinsan Fi Sifatihi Waquduratihi Wataqyimihi Lil’umuri yang berarti kepercayaan diri atau rasa percaya diri. Kepercayaan diri adalah keyakinan seseorang terhadap kualitas dan kemampuannya serta penilaiannya terhadap sesuatu / dirinya sendiri.

Percaya diri dalam Islam sangat dianjurkan. Dengan bersikap percaya diri sama saja kita melakukan prasangka baik terhadap diri sendiri. Percaya dengan semua kemampuan yang ada dalam diri kita. Tidak mudah minder dengan kelebihan yang dimiliki oleh orang lain.

Percaya diri juga mendorong kita untuk selalu bersyukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah Swt. Karena kemampuan yang kita percayai tersebut akhirnya muncul sikap selalu ingin bersyukur.

Allah SWT berfirman :

وَلَا تَهِنُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَنْتُمُ الْأَعْلَوْنَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ

“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.”

Ali Imran : 140
إِنَّ سَعْيَكُمْ لَشَتَّىٰ

“sesungguhnya usaha kamu memang berbeda-beda.”

Al-Lail : 5
وَفِي أَنْفُسِكُمْ ۚ أَفَلَا تُبْصِرُونَ

“dan (juga) pada dirimu sendiri ( terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah ). Maka apakah kamu tiada memperhatikan?”

Adz-Dzaariyaat : 21

Al-Qur’an sudah sangat jelas memaparkan dan berbicara apa maksud sebenarnya kepada akal dan juga perasaaan semua manusia, membersihkan hati dan juga jiwa mereka melalui ibadah – ibadah yang dilakukan, mengajarkan kepada mereka mengenai ilmu yang berhubungan dengan aqidah tauhid. Pahami juga penjelasan mengenai hubungan islam dan ilmu pengetahuan.

Kemudian memberi dan menginformasikan kepada mereka semua sebagai petunjuk yang bisa digunakan demi kebaikan dan juga kepentingannya. Baik dalam ruang lingkup kehidupan individu atau pun ruang lingkup sosial. Berarti hal itu digunakan untuk menunjukkan kepada mereka semua bahwa penjelasan tersebut merupakan jalan terbaik yang sudah ditentukan oleh Allah Swt.

Fungsi utamanya adalah untuk mewujudkan jati diri yang ada dalam diri mereka sendiri, melakukan pengembangan terhadapap kepribadian mereka, mendorong diri mereka sehingga bisa menuju suatu kesempurnaan, sehingga bisa digunakan untuk mewujudkan kebahagiaan khususnya bagi diri mereka sendiri, baik kehidupan di dunia atau pun kehidupan di akhirat.

Ayat-ayat di atas bisa dikatakan sebagai ayat yang mengulas tuntas mengenai berbagai persoalan yang berhubungan dengan percaya diri. Karena semua hal yang berkaitan dengan perbuatan dan juga sifat dari seorang mukmin sejati wajib mempunyai nilai – nilai positif terhadap dirinya sendiri dan tidak lupa harus berkeyakinan kuat dengan apapun yang dihadapi.

Ruang lingkup

Ada beberapa istilah yang terkait dengan persoalan pede/percaya diri yaitu ada empat macam, yaitu :

  • Self-concept : Bagaiman kita menyimpulkan diri kita secara keseluruhan, bagaimana kita melihat potret diri kita secara keseluruhan, bagaimana kita mengkonsepsikan diri kita secara keseluruhan.
  • Self-esteem : Sejauh mana kita punya perasaan positif terhadap diri kita, sejauh mana kita punya sesuatu yang kita rasakan bernilai atau berharga dari diri kita, sejauh mana kita meyakini adanya sesuatu yang bernilai, bermartabat atau berharga di dalam diri kita.
  • Self efficacy : Sejauh mana kita punya keyakinan atas kapasitas yang kita miliki untuk bisa menjalankan tugas atau menangani persoalan dengan hasil yang bagus (to succeed). Ini yang disebut dengan general self-efficacy. Atau juga, sejauh mana kita meyakini kapasitas kita di bidang kita dalam menangani urusan tertentu. Ini yang disebut dengan specific self-efficacy.
  • Self-confidence: Sejauh mana kita punya keyakinan terhadap penilaian kita atas kemampuan kita dan sejauh mana kita bisa merasakan adanya “kepantasan” untuk berhasil. Self confidence itu adalah kombinasi dari self esteem dan self-efficacy (James Neill, 2005)

Faktor Penyebab Kurangnya Rasa PD

Kurangnya percaya diri disebabkan oleh faktor-faktor yang bergantung pada latar belakang dan status seseorang , lingkungan, usia, hubungannya dengan dunia luar, dan lain-lain. Adapun sebab-sebab nya , yaitu:

  • Merasa Terabaikan
    Anak – anak yang tumbuh tanpa mendapatkan cinta dan kasih sayang yang cukup akan merasa terabaikan dan bersikap acuh tak acuh saat mereka dewasa. Mereka akan merasa kesulitan untuk mempercayai dan bergaul dengan orang lain.
  • Pengalaman buruk / Kritik yang berlebihan
    Saat seorang anak terus  menerus diingatkan bahwa dia nakal , itu akan membuatnya menjadi depresi dan hilang percaya diri.hal seperti ini akan menyebabkan dirinya merasa tidak berharga, membuatnya menjadi pesimis, dan enggan untuk melakukan sesuatu yang positif.
  • Pengaruh keluarga, lingkungan
    Orangtua cenderung mempengaruhi anaknya dengan merefleksikan mimpi-mimpi mereka yang tidak terpenuhi. Mereka memaksakan anaknya untuk mengikuti kemauan mereka sehingga ketidak bahagiaan tersebut mempengaruhi anak-anaknya.
  • Pencapaian yang tak sesuai
    Orang bekerja untuk mencapai kesuksesan dalam hidupnya dan saat mereka gagal setelah bekerja keras, mereka memperlakukan kegagalan tersebut sebagai kenyataan pahit dan menyebabkan hilangnya rasa percaya diri.
  • Penampilan fisik
    Penampilan fisik dari seseorang itu sangat penting karena itu yang paling mempengaruhi . Orang yang berpenampilan buruk akan merasa rendah diri saat membandingkan dirinya dengan orang yang berpenampilan baik. Hal ini akan timbul perasaan malu pada dirinya.

Apa akibat tidak percaya diri?

Orang yang memiliki kepercayaan diri rendah atau telah kehilangan kepercayaan, cenderung merasa atau bersikap sebagai berikut:

  • Tidak memiliki sesuatu keinginan , target, tujuan yang diperjuangkan secara sungguh-sungguh.
  • Tidak memiliki keputusan
  • Mudah frustasi ketika menghadapi masalah atau kesulitan
  • Kurang termotifasi untuk maju, malas-malasan
  • Canggung dalam menghadapi orang
  • Terlalu sensitif
  • Terlalu perfeksionis

Baca juga: Aduh, Jangan-Jangan Aku Terkena Was-Was

Menumbuhkan Rasa Percaya Diri

Bagaimana seharusnya umat muslim menumbuhkan rasa percaya diri:

1. Mensyukuri diri sendiri

Allah SWT berfirman :

فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ

“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.”

Al-Baqarah: 153
لَقَدْ خَلَقْنَا ٱلْإِنسَٰنَ فِىٓ أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.”

At Tin : 5

Seorang muslim harus Mengenal dirinya sendiri dengan sangat baik. Tanyakan pada diri kita, apa yang membuat kita minder? Malu? Rendah diri? Khawatir? Takut? Sementara kita tahu bahwa tak ada kekuatan yang lebih besar selain kekuatan Allah SWT. Maka masih pantaskah kita ragu pada kemampuan diri kita ? masih pantaskah kita tidak mempercayai diri kita?

Karena itu bersyukurlah, kenali diri kita, kenali potensi yang ada pada diri kita, sebab setiap orang terlahir dengan potensinya masing-masing, kembangkan potensi tersebut  dan percayalah pada kemampuan kita.

2. Berhenti Membandingkan Diri Sendiri dengan Orang Lain

Pernahkah Kita membandingkan diri Kita dengan orang lain? Mungkin yang Kita rasakan adalah orang lain lebih segalanya dari Kita?

Coba mulai sekarang berhentu untuk membandingkan diri Kita dengan orang lain. Sebaiknya tanamkan dalam diri Kita, bahwa hidup bukanlah sebuah kompetisi.

Kita mungkin sering merasa kalah dari pencapaian rekan Kita, iri saat mendengar gaji sahabat lebih tinggi, atau merasa tidak percaya diri karena fisik orang lain menurut Kita lebih baik.

وَلَا تَتَمَنَّوۡاْ مَا فَضَّلَ ٱللَّهُ بِهِۦ بَعۡضَكُمۡ عَلَىٰ بَعۡضٖۚ لِّلرِّجَالِ نَصِيبٞ مِّمَّا ٱكۡتَسَبُواْۖ وَلِلنِّسَآءِ نَصِيبٞ مِّمَّا ٱكۡتَسَبۡنَۚ 

“Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan,”

An Nisa : 33

Dengan membandingkan diri dengan orang lain, tentu saja membuat Kita iri, dan perilaku tersebut bukanlah hal yang sehat dan Allah pun tidak menyukai orang yang iri.

Apabila sewaktu-waktu pikiran tersebut terbesit di benak Kita, ingatkan diri sendiri, bahwa hal tersebut merupakan perilaku yang sia-sia.

Apabila merasa iri karena hal fisik, sebaiknya Kita bersyukur karena Allah telah menciptakan manusia dalam sebaik-baiknya bentuk.

Ataupun hal lain soal pencapaian, ingatlah bahwa Allah akan memberikan rezeki pada hamba-Nya sesuai dengan porsinya.

3. Berprasangka baik dan lawan pikiran negatif

Pribadi muslim adalah pribadi yang positif.  Seorang muslim akan memkitang baik segala sesuatunya, selalu berpikir positif pada Allah dan tentunya akan memkitang positif pada dirinya sendiri. Seorang muslim yang percaya diri itu, saat sedih tak akan berlarut-larut, saat jatuh akan mampu bangkit lagi, saat gagal akan belajarlah dari kesalahan.

أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي وَأَنَا مَعَهُ إِذَا ذَكَرَنِي

“Allah Ta’ala berfirman, ‘Aku tergantung persangkaan hamba kepadaKu. Aku bersamanya kalau dia mengingat-Ku.”

HR. Bukhari

4. Melakukan Muhasabah Diri

Dengan bermuhasabah diri, tentu saja akan meningkatkan kepercayaan diri kita. Mengapa?

Karena bermuhasabah diri akan membantu Kita untuk merenungkan suatu hal, seperti contohnya Kita membuat kesalahan atau kegagalan sehingga sering menurunkan rasa percaya diri.

Dengan memperbanyak muhasabah diri, kita mampu mengoreksi kegagalan atau kesalahan yang pernah diperbuat.

Sebetulnya hal tersebut memang manusiawi. Akan tetapi sebaiknya janganlah berlarut-larut.

Kita harus meyakini bahwa Allah tidak akan memberikan ujian di luar batas kemampuan manusia.

لَا يَكُوْنُ الْعَبْدُ تَقِيًّا حَتَّى يَكُوْنَ لِنَفْسِهِ أَشَدُّ مُحَاسَبَةً مِنَ الشَّرِيْكِ الشَّحِيْحِ لِشَرِيْكِهِ

“Tidaklah seorang hamba menjadi bertaqwa sampai dia melakukan muhasabah atas dirinya lebih keras daripada seorang teman kerja yang pelit yang membuat perhitungan dengan temannya.”

Maimun bin Mahran

Maka, bermuhasabah dirilah dengan meminta pertolongan kepada Allah agar senantiasa memberikan apa yang kita inginkan.

5. Mengenali Diri Sendiri

Mengenal diri sendiri dengan sangat baik bisa digambarkan melalui ungkapan sebagai berikut

ُمَنْ عَرَفَ نَفْسَهُ فَقَدْ عَرَفَ رَبَّه

“Barang siapa yang mengenal dirinya, sungguh ia telah mengenal Tuhannya.”

Yahya bin Muadz Ar-Razi

Bisa disandingkan dengan suatu konsep diri sendiri yang menjelaskan bagaimana seseorang harus memkitang dirinya sendiri.

Hal yang berhubungan dengan kegagalan bukan milik Kita, anggaplah itu sebuah proses panjang yang harus dilalui.

Dengan begitu, Kita akan mempunyai rasa percaya diri dari dalam jiwa terdalam Kita. Sesungguhnya orang akan mengalami penderitaan dalam kehidupannya jika mereka tidak mau memahami dirinya sendiri atau pun mencintai dirinya sendiri.

6. Yakin kepada Allah SWT

Ingatlah semua yang ada di dunia ini atas izin Allah dan pasti ada hikmah dari setiap kejadian yang kita alami, maka kita tetap harus bangkit dan jangan pernah menyerah.

وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا

“Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar.”

Ath-Thalaq : 3

Yakinlah jika terus berjalan di jalan Allah serta berpegang teguh dengan Al Qur’an dan Hadits, Insya Allah rasa kepercayaan diri itu akan tumbuh dengan sendirinya dalam diri kita.

Share

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *