Arah Baru Masa Depan Indonesia
April 30, 2021
Melihat Indonesia yang sudah rapuh lama dengan kungkungan para muda-mudinya yang enggan menyambut kemerdekaan Indonesia dalam arah baru menuju kebangkitan Indonesia. Sumber daya manusia yang sewajarnya perlu menjadi pengembangan dan penyeimbang dalam membangun Indonesia yang lebih berkemajuan. Banyak sisi di mana Indonesia harus mengambil peran penting dalam mengejawantahkan beberapa problem lokal maupun nasional yang kini kian parah. Adanya kesakralan pandemi ini, pun jangan berhenti dalam membangun potensi-potensi Indonesia dari seluruh lini untuk menjawab beberapa tantangan era yang semakin canggih. Indonesia harus membangun sisi manapun untuk saling bersinergitas antara satu dengan yang lain. Komponen-komponen harus saling berinovasi dan berkreasi untuk merajut Indonesia yang semakin terarah.
Dari segi penududuk Indonesia yang berjuta-juta umat singgah di ribuan pulau ini, atas budaya, agama, suku yang lahir di negeri ini. Kemajemukan merupakan realitas yang tidak bisa kiita pungkiri untuk mencari sisi di mana untuk saling merekatkan. Membangun Indonesia tidak terbaboni hanya seraus yang satu irama, tapi makin banyak irama yang menjadi refrensi dalam membangun Indonesia, semakin komprehensif pula bekal masa depan Indonesia. Bangsa bangga akan kemajuan masa depan negara tanpa adanya kebijakan yang menjauh dari visi misi utama untuk membangun kemashalatan, kesejahteraan masyarakat. Mujamil melaporkan bahwa apabila rakyat sejahtera secara otomatis negara pun akan ikut sejahtera. Iran terdapat tokoh yang amat sangat luar bisa yang menjadi walikota, presiden tetap dengan gaya yang sederhana, yakni Mahmod Ahmadinejad. Indonesia yang di harap-harap seperti negara yang di pimpin oleh Lee Kuan Yeuw, Mahathir Mohammad dan Xiaoping.
Indonesia harus bisa bangkit dari keterpurukan ini dengan memanfaatkan sumber daya alamnya dan bersinergitas dengan sumber daya manusianya. Indonesia harus menyongsong arah baru yang semakin bertingkat dan perlunya berijtihad. Yusuf Qardawi mengatakan tajdid ialah bisa lahir dari beberapa kumpulan (organisasi). Dalam mengentaskan problem Indonesia, perlu kemudian Indonesia menatap arah baru dalam kemajuan Indonesia, ada sisi strategis pemikiran yang perlu kemudian Indonesia frame sebagai arah baru menuju Indonesia berkemajuan, pertama, membangun pemikiran inovatif-konstruktif, karena pemikiran ini berperan mempercepat gerak dinamika kemajuan Indonesia. Kedua, membudayakan tindakan kreatif-produktif, tindakan akan mempercepat pembangunan ekonomi masyarakat di samping intelektual, sosial dan budaya. Ketiga, menciptakan kebijakan yang strategis-transformatif, kebijakan ini berperan menciptakan peluang-peluang baru dan lapangan kerja baru dalam menjawab sumber-sumber pendapatan ekonomi masyarakat. Keempat, melaksanakan pembangunan secara kolektif-sinergis, strategi ini untuk menggerakan kemajuan negara Indonesia secara serentak dan massal.
Arah baru untuk Indonesia yang lebih merdeka ialah sebuah kepatutan yang sangat di haruskan. Kenapa? Pasalnya sebuah proyek yang sudah berdiri mampang yang sudah terurai rapi, tapi sebuah kerja nyata ialah tiada hasil yang begitu memuaskan. Sehingga kesinergitasan antara satu dan yang lain harus saling bersatu dalam membangun Indonesia yang berperadaban. Aras lokal mengharap sebuah santunan yang masif akibat dari dampak pembangunan-pembangunan proyek yang menimpa masyarakat bawah. Seperti pembangunan pabrik semen di daerah Rembang yang berlangusng menuai konflik, karena masyarakat mengharapkan sebuah keadaan alam yang tetap asri dan hijau, karena tidak ingin menjadikan lingkungannya menjadi lingkungan yang kumuh dan kotor akibat dari ulah perusahaan yang kurang memperhatikan hasil produksi. Seperti kasus proyek lapindo yang hari ini masih berjalan, dan anehnya menjadi sebuah lahan pariwisata. Nyatanya bahwa kasus lapindo tersebut ternyata ironis, karena daerah yang dekat sekali dengan bendungan,bau belerang. Namun, keuntungan mereka bisa merasakan gas gratis, tanpa membeli gas elpiji sebagai bahan bakar untuk memasak.
Kesinergitasan memang sangat perlu untuk di terapkan dalam arah manapun untuk membangun Indonesia yang lebih berarti dan bermakna ke depan. Antara pemerintah, pengusaha, intelektual dan lainnya harus bisa bersinergi dalam meneropong Indonesia kedepan dengan arah baru yang berkemajuan dengan menciptakan peradaban-peradaban baru yang maju. Sisi ekonomi menjadi sebuah kendala besar untuk negeri ini. Membincangkan ekonomi yang dengan adanya pandemi ini menjadi salah satu penurunan yang masif. Banyak pekerja-pekerja yang diberhentikan karena sebab pandemi dan gaji/upah yang tidak menjangkau dengan adanya karyawan yang masih banyak tersebut. Sehingga solusinya daripada itu banyak perusahaan yang harus memberhentikan karyawannya sebagai solusi untuk perusahaan.
Sehingga bagaimana arah baru Indonesia dalam meneropong dari sisi ekonomi masyarakat agar bisa tetap terjaga dana maju yang semua pasti terdampak pada ekonomi negara. Ada beberapa konsep yang penulis tawarkan, yakni pertama, dengan menciptakan ekonomi kreatif-inovatif. Dengan ekonomi kreatif-inovatif ini diharapkan mampu bisa meneropong arah kedepan dalam sisi ekonomi kreatif. Dengan adanya inovasi baru bisa mampu berjalan sinergis pula arah kedepan dalam membangun ekonomi kreatif di aras lokal. Patokannya ialah mereka mampu mengembangakan ekonomi tersebut ialah untuk kesejahteraan ekonomi masing-masing. Kedua, menciptakan ekonomi kreatif-produktif. Seperti yang di ungkapkan Mujamil bahwa ekonomi harus bisa kreatif dan produktif. Belum yang kreatif akan menciptakan secara produktif, dan sebaliknya yang produktif pun belum tentu menciptakan sesuatu hal yang kreatif, sehingga keduanya harus saling sinergi. Ketiga, membangun daya sentral ekonomi kreatif. Dengan membangun sentral ekonomi kretif akan menjadikan salah satu pusat pengembangan daya cipta ekonomi yang mumpuni. Suatu daerah dengan memberdayakan ibu-ibu, pemuda untuk saling sinergi dalam membangun ekonomi kreatif sehingga tercipta pembangunan ekonomi pada masyarakat tersebut secara merata. Sehingg daya kompetitif dalam masyarakat tersebut menjadi daya kooperatif yang saling mendukung satu sama lain.
Promotor dari pada ekonomi kreatif tersebut ialah, dari ketiga-tiganya ialah letakkan dasarnya pada pemuda. Yang muda sekarang harus bisa yang maju, yang bergerak, yang mendemo dan yang merajut. Sehingga arah baru masa depan Indonesia nampak nyata siapa yang bergerak dan siapa yang menjadi promotor atas kemajuan bangsa ini, ternyata mereka ialah seperti yang dijanjikan oleh bapak proklamator kita yakni Soekarno, berilah aku 10 pemuda maka akan aku guncangkan dunia. Pemberdayaan tersebut menjadi arah baru dalam membingkai kemajuan Indonesia untuk meretas telur-telur revolusi yang baru dan berkemajuan dengan peradaban yang bercorak pembaharuan. Reaktualisasi nilai-nilai kemasyarakatan yang menjadi norma kultural harus bisa tumbuh dengan pembaharuan-pembaharuan yang berkemajuan. Jangan terlalu menjumudkan pemikiran dalam arah yang terkungkung akan keadaan serba lurus. Namun, kalau bisa mencipta dan mendayagunakan atas apa yang Tuhan ciptakan bisa menggunakan penuh dengan kepositifan, kenapa tidak.
Arah baru untuk masa depan Indonesia bukan hanya pada sisi ekonomi, tapi bagaimana sisi yang lain mampu bisa bersanding sejajar dalam membangun bersama untuk arah baru Indonesia kedepan dengan gebrakan-gebrakan dan inovasi baru untuk Indonesia yang lebih berperadaban dengan kemajuannya. Di sini harus adanya kesinergitasan, kembali oleh penulis ungkap karena memang butuh daya sinergi antara semua lini. Mungkin mengungkapkan pemikiran Mujamil bahwa jangan hanya terfokus pada ranah di mana semua lini sedang sibuknya menggali sebuah prestasi. Prestasi memang menjadi sebuah keunggulan dalam meningkatkan daya diri, terutama untuk apresiasi diri atas apa yang telah di cipta. Namun, dalam aras nasional pembangunan bahwa secara prestasi juga harus mampu di teropong bagaimana arah ekonomisnya, sehingga prestasi berbanding lurus dengan daya ekonomisnya. Penghambatan dalam kemajuan bangsa dan negara karena antara pencapaian prestasi dan ekonomi, prioritas dan kecenderungan populer, pengembangan program sama-sama baik, serta jenis kebutuhan keahlian dan penyiapan jenis sekolah tidak pernah sinergis, akhirnya berjalan sendiri-sendiri dan tidak bersinggungan.
Terutama bidang pendidikan, pemerintah harus bisa membangun kesadaran seluruh komponen bangsa untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu. Dalam bidang ekonomi harus mampu mencetak para pengusaha profesional sebanyak-banyaknya untuk merintis dan membuka jalur-jalur perekonomian yang semakin luas. Dalam bidang sains dan teknologi, merangsang para ilmuwan untuk menggali temuan-temuan ilmiah yang bermanfaat bagi kemajuan bangsa dan negara, serta menghargai mereka. Dalam bidang politik, mengedepankan etika berpolitik dengan cara menonjolkan program masing-masing partai dan calon pejabat. Dalam bidang pemerintahan, mengembangkan paradigma bahwa pejabat adalah pelayana masyarakat dengan target memberi kepuasan kepada masyarakat.
Dalam bidang hukum, menyerahkan semua keputusan kepada pihak penegak hukum, tanpa melalui intervensi dan jangan menggunakan hak-hak sendiri untuk mengadili atas apa yang telah dibuat oleh masyarakat. Dalam bidang kebudayaan dan pariwisata, melindungi artefak-artefak kebudayaan daerah dari pencurian pemerintah negara asing maupun oknum warga negaranya secara individual. Dalam bidang pertahanan dan keamanan, memperkuat pertahanan terutama di daerah perbatasan dengan negara-negara lain. Yang sebenarnya bahwa untuk menciptakan kebijakan yang strategis-transformatif, tidak hanya monopoli kewenangan pemerintah. Siapa pun memiliki kekuatan dan kekuasaan memimpin dan membawahi orang banyak, dia layak untuk mengambil kebijakan-kebijakan strategis-transformatif yang berorientasi pada penjaminan kesejahteraan mereka secara produktif jangka panjang.
Membangun era yang sudah lama rapuh dengan beberapa nawacita Indonesia yang sudah sudah nampak tidak berjalan pada koridornya. Sehingga membangun era baru indonesia yang berkemajuan menjadi sebuah jalan pintas-startegis dalam memangun era baru Indonesia yang berperadaban. Indonesia yang sebenarnya menjelang era abad yang sudah beberapa dekade ini hingga kemerdekaan Indonesia bisa dinikmati hingga 75 tahun. Namun, apakah kemudian rakyat dan bangsa merasa sudah terpenuhi segala aspek yang dibutuhkan bagi rakyatnya. Aliansi-aliansi yang hadir di negeri ini mulai dari kaum buruh, pedaganag, petani yang mana mereka menyuarakan beberapa aspirasi yang harus perlu turun ke jalan. Bahwa sebenarnya aspirasi tersebut sudah dititipkan kepada wakil-wakil rakyat, tapi kenyataannya aspirasi yang dibawa tidak sampai di mana harus terealisasi. Namun, dengan adanya kebebasan berpendapat di muka umum, berdemonstrasi ialah salah satu bukti bahwa negara memberikan ruang-ruang untuk rakyat bersuara, meskipun itu sepertinya terlalu riskan dan brutal.
Namun, kalau ketika membandingkan dengan negara tetangga yakni negeri Jiran bahwa Indonesia merupakan negara yang memberikan kebebasan untuk menumpahkan pikiran-pikiran ke muka umum. Mengutip Mujamil bahwa terdapat hal-hal tertentu yang menegaskan bahwa Indonesia justru lebih bergerak maju daripada negeri Jiran, seperti dalam persoalan demokrasi, hak asasi manusia, pluralitas agama dan budaya, kebebasan intelektual, liberalisme pemikiran, pengetahuan dan kebudayaan dan sebagainya. Susilo menuturkan dalam Mujamil bahwa sejuta persoalan pascadeklarasi kemerdekaan 1945 justru menjadikan pengalaman Indonesia semakin kukuh, berkualitas dan lengkap. Di Malaysia, kebebasan intelektual dibungkam. Para kandidat mahasiswa dipaksa menandatangani perjanjian untuk menghindari kegiatan politik dan bersedia dikeluarkan bila kegiatan itu terjadi. Professor Chandra kehilangan jabatan di Universitas Malaya lantaran selalu mengkritik pemerintahan Mahathir Mohammad. Ini menandakan bahwa perkembangan ilmu sosial-humaniora tidak sepesat pembangunan ekonomi dan teknologinya.
Sehingga bagaimana kemajemukan yang ada di negeri ini menjadi sebuah keberkahan yang terus bisa menjalin keharmonisan. Setidaknya kemajemukan ini bisa menjadi salah satu sisi di mana umat agama di Indonesia maupun di luar sana bisa terus memahami sebuah konsep sederhana yakni, di mana bisa terus menghadirkan sisi kebermaknaan, kemanfaatan dan keberkahan dalam setiap lini kehidupan, terutama menyoal keberagaman. Sehingga ketika umat agama di Indonesia mampu duduk bersanding damai, menjadikan kehidupan ini sejuk dan harmonis. Sistem kepemimpinan bisa berjalan dengan indah pula, sehingga jangan mencoba membawa semua agama menjadi arus perbincangan pergulatan kontestasi politik negeri. Indonesia yang majemuk, pun sistem pemerintahannya, bingun antara konsep negara dan agama. Menimbulkan pelik yang runyam dengan geliat-geliat permusuhan dalam selimut, mereka bergerak pada kepraktisan politik. Sehingga pergumulan dan perbincangan mengenai negara dan agam juga menjadi sebuah bab penting ketika harus disandingkan dengan pola kemajemukan agama yang ada di Indonesia ini, bagaimana ruang gerak para elit adama dalam meneropong jauh persoalan pelik yang ada pada aras nasional dengan ragam simbol agama menjadi permainan demi kursi pemerintahan.[]
Penulis : Ahmad Zainuri
Merajut asa menyatukan cita untuk bangsa Indonesia
Semangat kak, kereeen
Masa depan bangsa di tangan para anak muda bangsa demi mendapatkan bonus demografi nantinya sebagai anak muda harus tetap jadi prioritas penggerak.
Mantap Mas Zainuri, cukup kritis sebagai pemuda yang melihat fakta sosial sekaligus memberi jalan solusi dalam pemikiran keindonesiaan, kesejahteraan dan kemanusiaan. Tambahan dari saya, selama hak dasar setiap manusia terpenuhi dan diberikan kesempatan untuk mengaktualisasikan diri secara bersama-sama dalam kebhinekaan kita akan menjadi bangsa yang kuat dengan hanya takut kepada Tuhan sehingga tercipta rasa dan sikap yang jujur dan adil.
Saya menikmati setiap kalimat yang ditorehkan Mas Ahmad… Terimakasih.