Apakah Benar Kita Mencintai Al-Qur’an?
May 3, 2020
Assalamualaikum Sobat keren,
Allah Ta’ala berfirman :
“Dan sesungguhnya telah Kami memudahkan Al-Qur’an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran? ( Al-Qamar : 18, 23,33 dan 41)
Ada 3 kelompok manusia dalam memperlakukan Al-Qur’an. Kelompok pertama adalah manusia yang mengetahui kelebihan dan keutamaan Al-Qur’an, tetapi mereka tidak memiliki keinginan kuat untuk meraih derajat yang tinggi dengan tidak berusaha untuk membaca, menghafalkan Al-Qur’an serta mengamalkannya. Kelompok manusia yang kedua, mereka yang bergegas menuju kitab Allah. Mereka membacanya, menghafalkannya, mempelajari serta mengamalkannya lalu mengajarkannya kembali karena mengharap keridhaan Allah Ta’ala semata. Adapun kelompok ketiga, adalah mereka yang sama sekali belum mengetahui keutamaan-keutamaan Al-Qur’an, apalagi membaca, mempelajari, menghafal, serta mengamalkannya.
Kemudian muncul sebuah pertanyaan, termasuk ke dalam kelompok manakah kita ini? Apakah kita sudah benar-benar mengimani dan mencintai Al-Qur’an? Saudara-saudaraku pembaca yang budiman ! Beriman kepada Al-Qur’an tidaklah sebatas di lisan saja. Seseorang yang benar-benar beriman kepada Al-Qur’an tentunya akan mencintai Al-Qur’an lebih daripada cintanya kepada dirinya sendiri, harta, anak dan dunia seluruhnya. Ia akan menjadikan Al-Qur’an sebagai perkataan Allah yang paling dicintai dalam hidupnya. Maka hendaknya kita semua sangat mencintainya, sebagaimana Hz. Masih Mau’ud as., pendiri Jama’ah Ahmadiyah bersabda dalam buku Bahtera Nuh, : “…maka, bacalahAl-Qur’an dengan seksama dan hendaklah kamu sangat mencintainya, dan dengan sedemikian rupa cintanya sehingga kamu belum pernah mencintai sesuatu yang lain dari itu…”
Mencintai Al-Qur’an tentunya bukan hanya sekedar membacanya. Lebih jauh dari itu seseorang yang mencintai Al-Qur’an akan berusaha keras untuk menghafalnya. Kenapa? Jawabannya jelas karena cinta Al-Qur’an. Seseorang yang memiliki rasa cinta, ia akan mengorbankan segalanya untuk mencapai kebahagiaan darinya. Orang yang menghafalkan Al-Qur’an kemudian dia hafal dan mengamalkannya, maka ia akan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Kembali lagi bahwa sebagai bukti cinta kita kepada Al-Qur’an salah satu caranya ialah dengan membaca dan menghafalnya. Sudah berapa banyak kita menghafal Al-Qur’an? Jika belum memulainya, maka marilah kita mulai dari sekarang menanamkan keinginan dan niat yang sungguh-sungguh di dalam hati kita untuk mulai menghafal bagian dari isi Al-Qur’an. Insya Allah, kita akan mendapat pertolongan AllahTa’ala melalui keikhlasan dan ketulusan kita untuk mulai menghafal Al-Qur’an. Allah Ta’ala telah menyebutkan ayat “walaqad yassarnal Qur’-aana lidzikri fahal min muddakir” sebanyak empat kali dalam surah Al-Qamar. Hal ini menegaskan bahwa Allah Ta’ala telah memudahkan Lafadz Al-Qur’an untuk dibaca dan dihafalkan serta mudah untuk dipahami maknanya. Juga mudah ditadabburi ( dihayati) bagi siapa saja yang ingin mengambil pelajaran darinya.
Lebih jauh lagi sebagai bukti kita mencintai Al-Qur’an adalah dengan sekuat tenaga dan penuh semangat menablighkan amanah Alqur’an. Allah Ta’ala berfirman :
yang artinya : “Maka janganlah mengikuti orang-orang kafir dan berjihadlah terhadap mereka dengan Alquran, ini jihad yang besar.”
Jihad besar dan jihad yang sesungguhnya, menurut ayat ini ialah menablighkan amanat Alquran. Oleh karena itu berjuang untuk menyiarkan Islam dan menyebarkan serta menaburkan ajaran-ajarannya adalah jihad yang orang-orang Islam selalu dianjurkan supaya melaksanakannya dengan semangat pantang mundur. Wa aakhiru da’wanaa anilhamduliLlaahi rabbil’aalamiin.
Penulis : Muhaimin Khairul Amin
[DISPLAY_ULTIMATE_PLUS]