Allah Mencintai Pribadi Pemaaf

Allah Mencintai Pribadi Pemaaf

Assalaamualaikum, Sobat Keren.

Pernahkah kalian berbuat suatu kesalahan sehingga menyakiti orang lain, atau menyebabkan orang lain merasa kecewa. Sebagai manusia biasa, khilaf memang terkadang membuat kita mengalami gesekan dengan orang lain. Namun, apakah hanya dengan meminta maaf semua masalah akan segera sirna?

Memaafkan berasal dari bahasa Arab, عَفْوٌ (‘afuw). Di dalam Al-qur’an Karim Allah SWT berfirman dalam surat Ali Imran ayat 134,

الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ ۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

“(yaitu) orang-orang yang menafkahkan hartanya, baik di waktu laoang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarah dan yang memaafkan kesalahan orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.”

Baca Juga : Menggapai Cinta Allah dengan Memaafkan

Dari ayat di atas, sebuah perilaku baik yang dicintai Allah salah satunya adalah menahan amarah dan memaafkan kesalahan orang lain, dalam kondisi seberat apapun kesalahan tersebut dilakukan. Kembali pada permasalahannya, pernahkah kita melihat seseorang yang melakukan kesalahan, dan berujung hanya meminta maaf tapi tetap saja mengulang-ulang kesalahan tersebut?

Betapa seringnya ia meminta maaf, tetapi tetap saja selalu melakukan kesalahan yang pernah ia lakukan. Orang yang demikian menganggap bahwa dengan meminta maaf, semua permasalahan akan selesai. Tetap santai dan tidak merasa malu ketika mengulang suatu kesalahan, karena merasa sudah meminta maaf.

Sobat keren, sebaiknya kita memperhatikan bagaimana menjaga perasaan orang lain ketika berteman, bertetangga, atau bersosialisasi di mana pun. Apalagi, tampaknya sekarang sudah jarang ada orang yang akan begitu saja memaafkan seseorang, walaupun masalahnya sepele. Bahkan, dari masalah sepele tersebut orang cenderung membesar-besarkan dengan adanya permintaan maaf yang bersyarat.

Allah SWT berfirman dalam surat yang lain yaitu Asy-Syura: 40:

وَ جَزٰٓؤُا سَیِّئَۃٍ  سَیِّئَۃٌ  مِّثۡلُہَا ۚ فَمَنۡ عَفَا وَ اَصۡلَحَ  فَاَجۡرُہٗ  عَلَی اللّٰہِ ؕ ﴿۴۱﴾

“Dan ingatlah bahwa pem-balasan terhadap keburukan ada-lah keburukan semisalnya, tetapi barangsiapa memaafkan dan memperbaiki, maka ganjarannya ada pada Allah.”

Baca Juga : Muslim Adalah Pemaaf

Dari ayat tersebut sudah jelas bahwa bukanlah ajaran Al-Qur’an untuk seketika menimpakan balasan atas kesalahan orang lain, melainkan kita juga hendaknya melihat apakah masih ada kondisi dan kesempatan untuk memberi maaf alih-alih menghukum.

Hal yang benar-benar terbaik bagi si pelaku kejahatan dan juga bagi khalayak umum, itulah yang hendaknya diterapkan. Karena, kadangkala dengan diberi maaf seorang pelaku kejahatan akan bertaubat, dan adakalanya dengan diberi maaf seorang pelaku kejahatan akan bertambah berani.

Nah Sobat keren, meskipun ada kesempatan untuk memberikan hukuman, namun sebisa mungkin kita menjadi pribadi yang pemaaf, ya. Hal itu pasti berat, tapi kita pasti ingin menjadi orang yang dicintai oleh Allah ‘kan?

Yakinlah bahwa barangsiapa memaafkan saat dia mampu membalas, maka Allah akan memberinya maaf pada saat datang kesulitan kepadanya. Allah saja Maha Pemaaf, mengapa kita tidak?

Kita sebagai umat-Nya harus mampu memaafkan siapapun yang berbuat kesalahan, baik disengaja ataupun yang tidak disengaja. Maafkanlah mereka tanpa diminta, dan waktu yang tepat untuk memaafkan seseorang tanpa diminta adalah sebelum tidur. Sebelum tidur setiap malam, maafkan semua orang yang telah menyakitimu dan tidurlah dengan hati yang bersih.

Dan untuk orang yang melakukan kesalahan, segera lah minta maaf dan mengubah perilaku menjadi lebih baik. Kata “maaf” memang tidak mampu mengubah masa lalu, tapi maaf pasti bisa mengubah masa depan.

Jadilah pribadi yang bijak dan pemaaf, dengan belajar meminta maaf dan memberi maaf kepada orang lain.

Baca Juga : Bersabarlah dalam Menghadapi Cobaan

Penulis : Nurul Nusrat Jehan

Share

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *