AJARAN ISLAM SEJATI? YA AKHLAK RASULULLAH SAW

AJARAN ISLAM SEJATI? YA AKHLAK RASULULLAH SAW

AJARAN ISLAM SEJATI? YA AKHLAK RASULULLAH SAW

Islam Keren

May 3, 2020

Assalamualaikum Sobat keren,

Dalam kehidupan Umat Manusia di dunia ini, kita tidak akan pernah bisa menemukan contoh dan teladan dalam pengamalan Akhlak yang begitu bermutu tinggi dan mulya selain dari Wujud Agung Yang Mulya Hadhrat Rasululllah Saw. Maka dari itulah untuk menyambut dan memperiapkan kedatangan Yang Mulya Rasulullah saw, Allah Ta’ala telah mengutus kedunia ini seratus dua puluh empat ribu lebih Nabi dan Rasul, termsuk menciptakan kita juga di dalamnya. Jadi dengan kata lainnya adalah kita hadir atau ada di dunia ini juga karena semata-mata demi Yang Mulia Rasululllah Saw. Dan tentunya hal ini benar-benar tercermin dalam salah satu Akhlak beliau yang paling Mulia yaitu ”Sifat Kasih Sayangnya” yang tinggi kepada umat manusia di seluruh dunia tanpa memandang dari suku/ras, dan juga agama manpun, Beliau begitu dengan tulusnya memperlukakan setiap orang dengan penuh kasih sayang. Jadi Allah Ta’ala adalah wujud yang Maha Kuasa, untuk mencerminkan semua sifat-sifatnya sendiri Dia betul-betul telah memilih orang yang sungguh luar biasa Agung dan Mulya. Memang hanya belaiu saw lah yang layak mengemban tugas dari Allah Ta’ala disuruh alam semesta ini. Sesuai dengan Firman Allah Ta’ala berikut ini:

Artinya;”Tidakkah Aku mengutus engkau Wahai Muhammad, semata-mata agar bisa menjadi Rahmat seluruh Alam semesta (Q.S.Al-Anbiya:108).

 

Dari ayat ini jelas sekali bahwa beliau diutus kedunia ini agar bisa menjadi rahmat untuk seluruh Alam semsesta, tidak hanya untuk orang Islam saja, tetapi juga berlaku untuk orang Yahudi, orang Kristen dan seluruh makhluk Tuhan lainnya. Jadi contoh Rahmat atau kasih sayang yang Mulya Rasulullah saw ini sangat banyak sekali tidak mungkin akan cukup ditulis dalam beberapa helai diatas kertas ini, tapi untuk memenuhi hasrat para pembaca, saya hanya akan menyuguhkan beberapa contoh kecilnya saja dan tentu saja contoh tersebut juga sudah sangat termasyhur dalam pandangan ataupun ingatan kita semua.

Dalam sebuah riwayat dikisahkan bahwa, ada seorang perempuan Yahudi tua, yang pekerjaannya setiap hari selalu membuang kotoran sampah dan sebagainya kehalaman depan rumah Rasululllah saw. Tapi Yang Mulya Rasulullah saw senantiasa membersihkan dengan tangan Beliau sendiri dan Beliau melakukannya dengan ketulusan dan tanpa keluh kesah sedikit juapun. Sampai pada suatu hari, halaman depan rumah Belaiu ini nampak bersih sekali tidak seperti biasanya yang selalu ada kotoran sampah. Beliau termenung sejenak, kemana yah nenek itu? (terbesit dalam lintasan pikiran Beliau, jangan-jangan terjadi sesuatu sama si Nenek).

Kemudian Beliau menanyakan ikhwal kabar si Nenek tersebut ke beberapa orang tetangganya, dan ternyata si Nenek itu lagi sakit Parah dan bisa menular penyakitnya tersebut. Makanya tidak ada yang datang seorang pun untuk menjenguk si Nenek yang sedang sakit itu, kemudian Rasululllah datang menghampiri rumah si Nenek tersebut untuk menjenguknya langsung. Si Nenek merasa terenyuh dan hatinya menjadi luluh melihat sikap dan perbuatan yang dicontohkan oleh yang Mulya Rasulullah saw, si Nenek mengatakan dengan hati yang perih” Anda adalah  orang pertama datang menjenguk saya yang lagi sakit, padahal saya adalah orang yang sudah berlaku dzolim terhadap Anda. Mohon agar kesalahan yang telah saya lakukan kepada Anda, agar bisa dimaafkan. Dan setelah melihat langsung perlakuan Yang Mulya Rasulullah saw terhadap dirinya, si Nenek itupun akhirnya masuk Islam di hadapan Rasulullah Saw.

Di dalam kisah tersebut ada pelajaran akhlak yang bisa kita peroleh, bahwa junjungan kita Rasulullah SAW telah memperilhatkan dan mengamalkan mutu akhlak yang tinggi dan mulia kepada siapa pun tanpa harus melihat agama, suku serta dari mana asalnya. Ini semua harus menjadi cerminan bagi kita semua, apalagi kita yang notabene sudah memproklamirkan diri sebagai umat dari Yang Mulia Rasulullah Saw, tentu hal ini harus bisa menjadi sarana untuk kita berintrospeksi diri. Sudah patutkah kita mengklaim diri kita menjadi umat Rasulullah SAW, apakah kita sudah bisa menjadi rahmat atau memberikan kasih sayang kepada sesama umat manusia? Ini renungan kita bersama, minimal kita bisa berlaku kasih sayang terhadap keluarga kita, kemudian kelingkungan sekitar kita dan kepada masyarakat yang lebih luas lagi. Teruslah menanam dan menebar kebaikan serta kasih sayang kesegala arah agar menjadi modal kita menyongsong masa depan.

Tulisan : Sarmad Ahmad

[DISPLAY_ULTIMATE_PLUS]

Share

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *