Aduh, Jangan-Jangan Aku Terkena Was-Was

Aduh, Jangan-Jangan Aku Terkena Was-Was

Assalamualaikum sobat Islamkukeren!

Dari Abu Hurairah ra., ia mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ bersabda,

يَأْتِى الشَّيْطَانُ أَحَدَكُمْ فَيَقُولُ مَنْ خَلَقَ كَذَا مَنْ خَلَقَ كَذَا حَتَّى يَقُولَ مَنْ خَلَقَ رَبَّكَ فَإِذَا بَلَغَهُ فَلْيَسْتَعِذْ بِاللّهِ ، وَلْيَنْتَهِ

“Setan datang pada salah seorang kalian lalu mengatakan, siapa yang menciptakan ini? Siapa yang menciptakan ini? Hingga ia mengatakan, siapa yang menciptakan Rabbmu? Bila ia sampai pada yang demikian itu hendaknya ia berlindung kepada Allah dan segera berhenti darinya.”

Bukhari, no. 3276 dan Muslim, no. 134

Dalam redaksi riwayat Muslim, “Tak henti-hentinya manusia saling bertanya, hingga dikatakan, ini Allah telah menciptakan semua makhluk, lalu siapa yang menciptakan Allah? Siapa mendapati sesuatu dari hal ini hendaknya ia mengatakan, aku beriman kepada Allah.”

Muslim menyebutkan riwayat di atas dan menambahkan, “(Aku beriman kepada Allah) dan rasul-rasul-Nya.”

TAKHRIJ HADITS

Hadits ini muttafaqun ‘alaihi (Al-Bukhari dalam Shahih-nya di kitab “Bad’ul-Khalqi”, bab “Shifatu Iblisa wa Junudihi”, hadits no. 3276 [6/387 – Fathul-Bari]; dan Muslim dalam Shahih-nya di kitab “Al Iman”, bab “Bayan al Waswasati fil-Iman wa ma Yaquluhu man Wajadaha”, hadits no. 134 [2/132 – Syarhu Shahih Muslim]).

MAKNA HADITS

Rasulullah ﷺ memberitakan, setan dapat mendatangi seseorang untuk menghembuskan was-was (gangguan) dan syak / syubhat (keraguan) ke dalam hatinya ; di antaranya dengan membisikkan kalimat-kalimat yang dapat menimbulkan keragu-raguan secara halus, hingga menggiringnya kepada kalimat kufur.

Bila was-was setan ini telah merasuk ke dalam hati dan benak pikiran seseorang, maka Rasulullah ﷺ memerintahkan agar orang tersebut segera meminta perlindungan kepada Allah dan mengakhiri (was-was setan tersebut) dari benak pikirannya. Walahu a’lam.

Salah satu diantara senjata setan untuk merusak manusia adalah penyakit was-was. Penyakit ini dia sematkan di hati hamba Allah untuk menimbulkan keraguan. Dengan metode ini, setan bisa dengan mudah menggiring seorang muslim untuk mengulang-ulang atau tidak khusyu’ ibadahnya atau bahkan ragu-ragu. Ada yang mengulang-ulang gerakan wudhu karena merasa ada bagian yang kering, ada yang berwudhu berkali-kali karena merasa ada yang keluar dari dubur, ada yang buang air kecil setengah jam karena merasa tidak tuntas, ada yang gonta-ganti celana karena merasa ada yang menetes, ada yang mengulang-ulang takbiratul ihram karena merasa belum niat, ada yang membaca Al-Fatihah berulang-ulang dengan susah karena merasa tidak benar, dst.

Subhanallah…, kita bisa bayangkan, Untuk bisa melakukan satu ibadah, kita harus susah payah mengulang-ulang karena perasaan tidak tenang. Penyakit was-was selalu menggelayuti hatinya dalam beribadah. Kira-kira, apa tujuan setan dengan godaan semacam ini?

Kemungkinan besar, tujuannya adalah agar orang itu merasa bosan dan keberatan dalam melakukan ibadah itu, kemudian dia tinggalkan. Atau setidaknya, perbuatan seperti ini termasuk takalluf (membebani diri) yang terlarang. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi ﷺ bersabda,

إِنَّ الدِّينَ يُسْرٌ، وَلَنْ يُشَادَّ الدِّينَ أَحَدٌ إِلَّا غَلَبَهُ

“Sesungguhnya agama itu mudah, tidaklah seseorang memberat-beratkan dirinya dalam beragama kecuali dia akan terkalahkan.” Dan benarlah apa yang disabdakan Nabi ﷺ.

HR. Bukhari 39, An-Nasai 5034, dll

SETAN MENGHEMBUSKAN WAS-WAS DAN SYAK / SYUBHAT

Sejak awal setan telah mempersiapkan jurus-jurus dan langkah-langkah muslihat untuk menggelincirkan dan melumpuhkan manusia agar tidak taat kepada Allah SWT. Di antaranya dengan meluncurkan was-was dan syubhat / syak (keraguan) dalam diri manusia.

Allah SWT berfirman:

فَوَسْوَسَ لَهُمَا الشَّيْطَانُ لِيُبْدِيَ لَهُمَا مِنْ سَوْءَاتِهِمَا

Maka setan membisikkan pikiran jahat (was-was) kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka, yaitu auratnya,

Al-A’râf : 21-23

Dalam ayat lain, Allah SWT juga menceritakan hal serupa.

فَوَسْوَسَ لَهُ الشَّيْطَانُ قَالَ يَا آدَمُ هَلْ أَدُلُّكَ عَلَى شَجَرَةِ الْخُلْدِ وَمُلْكٍ لاَ يَبْلَى

Kemudian setan membisikkan pikiran jahat (was-was) kepadanya, dengan berkata,”Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon khuldi (kekekalan) dan kerajaan yang tidak akan binasa?” | Thâhâ : 121

Bedakan antara syakk dan waswasah. Sepintas, susah dibedakan antara waswas (al-waswasah) dengan ragu (al-syak). Ibn Hajar al-Haitami, menyebutkan perbedaan antara ragu dan waswas bahwa keraguan muncul sebab adanya pertanda (‘alamah), sementara waswas tidak. Dengan kata lain, syak adalah keraguan yang berdasar. Sedangkan waswas  adalah keraguan yang tidak berdasar.

Dalam Bughyah al-Mustarsyidin, Sayyid Abdurrahman bin Muhammad al-Masyhur mengemukan bahwa waswas adalah bisikan hati dan [atau] setan (hadits al-nafs wa al-syaithan) yang tidak memiliki acuan (la tanbani ‘ala al-alshl). Beda halnya dengan keraguan yang memiliki dasar (yanbani ‘ala al-ashl).

Dengan demikian, apabila kita melihat noda di pakaian kita, lalu timbul pertanyaan tentang kesuciannya, maka jelas ini adalah keraguan (syak). Sebab, adanya noda tadi menjadi dasar bagi keraguan kita. Sedang apabila tanpa dasar apapun lantas ujug-ujug kita meragukan kesucian pakaian yang baru diangkat dari jemuran, misalnya, jelas-jelas ini adalah waswas belaka. Sebatas keraguan yang tidak berdasar.

Waswas merupakan penghilang khusyuk paling dominan. Maka bila hamba selamat dari penyakit berbahaya ini, berarti ia selamat dari banyak keburukan. Al-waswas (yang selalu membisikkan gangguan) adalah setan. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam ayat,

مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ

“Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi.”

An-Naas : 5

BENTUK-BENTUK WAS-WAS SETAN

Banyak cara yang dilancarkan setan dalam menghembuskan was-was (pikiran jahatnya) kepada bani Adam. Di antaranya dapat dicontohkan sebagai berikut.

1. Setan menghiasi kemaksiatan

Setan menghiasi kemaksiatan dengan hiasan-hiasan indah, sehingga kemaksiatan tersebut tidak nampak lagi sebagai kemaksiatan di mata manusia. Seperti perkataannya kepada Adam as. dan isterinya yang ternyata merupakan tipuan berhias nasihat. Begitu pula ketika menghiasi perbuatan kaum musyrikin pada perang Badar. Allah SWT mengisahkan:

وَلاَ تَكُونُوا كَالَّذِينَ خَرَجُوا مِنْ دِيَارِهِمْ بَطَراً وَرِئَـاءَ النَّاسِ وَيَصُدُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللهِ، وَاللهُ بِمَا يَعْمَلوُنَ مُحِيطٌ. وَإِذْ زَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطَانُ أَعْمَالَهُمْ وَقَالَ لاَ غَالِبَ لَكُمُ الْيَوْمَ مِنَ النَّاسِ وَإِنِّي جَارٌّ لَّكُمْ، فَلَمَّا تَرَاءَتِ الْفِئَتَانِ نَكَصَ عَلَى عَقِبَيْهِ وَقَالَ إِنِّي بَرِيءٌ مِّنْكْم إِنِّي أَرَى مَا لاَ تَرَونَ إِنِّي أَخَافُ اللهَ، وَاللهُ شَدِيدُ الْعِقَابِ

Dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang keluar dari kampungnya dengan rasa angkuh dan dengan maksud ria kepada manusia serta menghalangi (orang) dari jalan Allah. Dan (ilmu) Allah meliputi apa yang mereka kerjakan. Dan ketika setan menjadikan mereka memandang baik pekerjaan mereka dan mengatakan,”Tidak ada seorang manusiapun yang dapat menang terhadap kamu pada hari ini dan sesungguhnya saya ini adalah pelindungmu,” maka tatkala kedua pasukan itu telah dapat saling melihat (berhadapan), setan itu balik ke belakang seraya berkata,”Sesungguhnya saya berlepas diri daripada kamu; sesungguhnya saya dapat melihat apa yang kamu sekalian tidak dapat melihat; sesungguhnya saya takut kepada Allah”. Dan Allah sangat keras siksa-Nya.

Al-Anfâl :48-49

Begitulah hiasan setan yang berisikan janji-janji palsu dan angan-angan kosong.

يَعِدُهُمْ وَيُمَنِّيهِم وَمَا يَعِدُهُمُ الشَّيْطَانُ إِلاَّ غُرُوراً

Setan itu memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka, padahal setan itu tidak menjanjikan kepada mereka selain dari tipuan belaka.

An-Nisâ’ : 121

2. Setan menakut-nakuti manusia.

Tatkala ada sebagian manusia tidak mempan dengan hiasan-hiasan setan, maka setan menggunakan cara lain, yaitu menakut-nakuti mereka.

Allah SWT berfirman:

إِنَّمَا ذَلِكُمُ الشَّيْطَانُ يُخَوِّفُ أَوْلِيَاءَهُ فَلاَ تَخَافُوهُمْ وَخَافُونِ إِنْ كُنْتُم مُؤْمِنِينَ

Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah setan yang menakut-nakuti (kamu) dengan kawan-kawannya (orang-orang musyrik Quraisy), karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika kamu benar-benar orang yang beriman.

Ali Imran : 176

Baca juga: Waspada Futur Dalam Beribadah Mengintaimu

SEBAB-SEBAB MUNCULNYA WASWAS

  • Minimnya ilmu pengetahuan tentang Al-Qur’an, As-Sunnah dll
  • Lemahnya keimanan,
  • Lalai dari mengingat Allah, sebab dzikir itu mampu mengusir setan dan gangguan-gangguannya.
  • Kelemahan akal

MENANGKAL WAS-WAS SETAN

Keberadaan setan sebagai musuh yang nyata bagi manusia merupakan salah satu ujian terberat buat manusia;

Allah SWT berfirman:

يَا بَنِي آدَمَ لاَ يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطَانُ كَمَا أَخْرَجَ أَبَوَيْكُم مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا مِن سَوْءَاتِهِمَا، إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُ مِن حَيْثُ لاَ تَرَوْنَهُم، إِنَّا جَعَلْنَا الشَّيَاطِينَ أَوْلِيَاءَ لِلَّذِينَ لاَ يُؤْمِنُونَ.

Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh setan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapakmu dari surga

Al-A’râf : 27

Namun begitu, Allah SWT dengan rahmat-Nya memberikan petunjuk kepada para hamba-Nya melalui lisan Rasul-Nya ﷺ, yaitu kiat-kiat untuk menangkal dan mengusir setiap serangan yang dilancarkan setan. Di antaranya sebagai berikut :

1. Membangun Sikap Ikhlas

Hamba-hamba yang ikhlas akan dijaga dan diselamatkan dari gangguan setan, sebagaimana menurut pengakuan setan sendiri. Allah SWT menceritakan dalam firman-Nya:

قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ ﴿٨٢﴾ إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ

Iblis menjawab, “Demi kekuasaan Engkau, aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka.”

Shâd : 83-84

Dan dengan jaminan dari Allah SWT sebagaimana dalam firman-Nya:

إِنَّ عِبَادِي لَيْسَ لَكَ عَلَيْهِمْ سُلْطَانٌ إِلَّا مَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْغَاوِينَ

Sesungguhnya hamba-hamba-Ku (yang mukhlis) tidak ada kekuasaan bagimu terhadap mereka, kecuali orang-orang yang mengikuti kamu, yaitu orang-orang yang sesat.

Al-Hijr : 42

2. Memupuk Iman

Dalam sebagian riwayat hadits Abu Hurairah ra. yang kita bahas di atas, ada disebutkan dengan lafazh berikut.

إِنَّ الشَّيْطَانَ يَأْتِي أَحَدَكُمْ فَيَقُولُ مَنْ خَلَقَ السَّمَاءَ فَيَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ فَيَقُولُ مَنْ خَلَقَ الْأَرْضَ فَيَقُولُ اللَّهُ فَيَقُولُ مَنْ خَلَقَ اللَّهَ فَإِذَا أَحَسَّ أَحَدُكُمْ بِشَيْءٍ مِنْ هَذَا فَلْيَقُلْ آمَنْتُ بِاللَّهِ وَبِرُسُلِهِ

Sesungguhnya setan mendatangi salah seorang dari kalian, lalu bertanya (kepadanya),”Siapa yang menciptakan langit?” Ia menjawab,”Alah Azza wa Jalla ,” lalu setan bertanya lagi,”Siapa yang menciptakan bumi?” Ia menjawab,”Allah,” hingga setan bertanya,”Siapa yang menciptakan Allah? Maka apabila salah seorang dari kalian merasakan suatu (was-was) seperti ini, hendaklah dia mengucapkan,”Aku beriman kepada Allah dan para rasul-Nya“.

HR. Ahmad

Dan dalam riwayat Aisyah ra. dengan lafazh:

فَلْيَقْرَأْ آمَنْتُ بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ فَإِنَّ ذَلِكَ يُذْهِبُ عَنْهُ

… maka bacalah “Aku beriman kepada Allah dan para rasul-Nya,” karena hal itu akan menghilangkannya (was-was tersebut).

3. Berlindung Kepada Allah SWT.

Hal ini sebagaimana diperintahkan oleh Rasulullah ﷺ dalam hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah ra. di atas. Dan hal ini sesuai dengan perintah Allah SWT dalam firman-Nya:

وَإِمَّا يَنْزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ إِنَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

Dan jika kamu ditimpa suatu godaan setan, maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Al-A’râf : 201

Sedangkan dalam riwayat Abu Daud dari Abu Hurairah ra. dengan lafazh:

فَإِذَا قَالُوا ذَلِكَ، فَقُولُوا: اللَّهُ أَحَدٌ اللَّهُ الصَّمَدُ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ، ثُمَّ لِيَتْفُلْ عَنْ يَسَارِهِ ثَلَاثًا وَلْيَسْتَعِذْ مِنْ الشَّيْطَانِ

Jika mereka mengucapkan hal itu (kalimat-kalimat was-was), maka ucapkanlah “Allah itu Maha Esa, Allah itu tempat bergantung, Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan,” kemudian meludahlah ke kiri (3x) dan berlindunglah kepada Allah.

HR. Abu Daud

4. Mengingat Allah / Dzikrullah

Sebagaimana dalam firman Allah SWT :

إِنَّ الَّذِينَ اتَّقَوْا إِذَا مَسَّهُمْ طَائِفٌ مِنَ الشَّيْطَانِ تَذَكَّرُوا فَإِذَا هُمْ مُبْصِرُونَ

Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari setan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat (menyadari) kesalahan-kesalahannya.

Al-A’râf : 202

Semoga kita semua senantiasa menjaga diri kita dari was was yang dibisikkan oleh setan kepada kita.

الشَّيْطَانُ جَاثِمٌ عَلَى قَلْبِ ابْنِ آدَمَ فَإِذَا ذَكَرَ اللَّهَ خَنَسَ وَإِذا غفَلَ وَسْوَسَ لَهُ

Setan tinggal didalam hati anak Adam, jika manusia berdzikir kepada Allah, setan bersembunyi, namun jika lalai, ia menebarkan was-was

Al Hakim
Share

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *