HUKUM MEMBULLY DALAM ISLAM, JANGAN ASAL BERMEDSOS, TAHAN JARIMU!

HUKUM MEMBULLY DALAM ISLAM, JANGAN ASAL BERMEDSOS, TAHAN JARIMU!

HUKUM MEMBULLY DALAM ISLAM, JANGAN ASAL BERMEDSOS, TAHAN JARIMU!

Islam Keren

June 10, 2020

Assalamu’alaikum

Sobat keren, hidup di era teknologi dan informasi, terkadang membuat keasyikan kita bermedia sosial berbuah lupa diri. Hampir setiap kalangan usia dibuat akrab dengan media sosial, hanya karena ingin selalu mengikuti berita dan topik aktual. Twitter, facebook, instagram, dan whatsapp, hanyalah sekelumit media yang kerap membuat waktu hilang terbenam.

Tren media sosial saat ini seolah menjadi tempat singgah kedua bagi manusia setelah dunia nyata. Bagi mereka, media sosial menjadi wadah baru untuk mengeskpresikan diri dan menunjang eksistensinya. Selain informasi terkini yang tak pernah ada habisnya, tautan humor dan kelakar pun marak berseliweran di dunia maya.

Namun sobat keren, pernahkah sejenak kita merenungkan efek negatif dari berselancar di media sosial? Kebebasan berpendapat yang nyaris tanpa batasan membuat media sosial begitu rentan dengan komunikasi yang tak terarah. Buktinya, kita sering menjumpai sebagian orang yang menggunakan panggung media sosial hanya untuk bergunjing, mengkritik, bahkan orang yang berbeda pendapat.

Barangkali dunia para artis adalah salah satu contoh hiruk pikuk yang terjadi di media sosial, terutama ketika mereka menjadi objek perundungan dan komentar pedas dari para haters. Ya! Perundungan, atau di dalam dunia maya dikenal dengan istilah cyber bullying, adalah salah satu contoh penyalahgunaan internet untuk melecehkan, mengancam, mempermalukan dan mengejek orang lain. Dalam hal ini, termasuk pula menyebarkan kebohongan tentang seseorang, mengirim pesan, dan menuliskan kata-kata menyakitkan pada kolom komentar di media sosial.

Sobat keren, dan juga sahabat-sahabatku sesama muslim,  Islam sebagai agama yang mengajarkan kedamaian, ketentraman serta cinta kasih, sesungguhnya melarang tindakan merendahkan atau menghina orang lain dalam bentuk apapun. Allah Ta’ala sudah menyuratkan di dalam Al-Qur’an, “Hai, orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mencemoohkan kaum lain, bisa jadi mereka itu lebih baik daripada mereka, dan janganlah segolongan  wanita mencemoohkan wanita lain, boleh jadi mereka itu lebih baik daripada mereka. Dan janganlah kamu mencela satu sama lain, dan jangan memanggil satu sama lain dengan nama buruk. Dipanggil dengan nama buruk setelah beriman adalah hal yang seburuk-buruknya, dan barangsiapa tidak bertaubat, mereka itulah orang yang aniaya.” (QS. Al-Hujurat : 12)

Dalam ayat tersebut kita diperintahkan agar menjaga lisan yang telah diberikan oleh Allah Ta’ala untuk berkata baik, tidak digunakan untuk mengolok-olok dan merendahkan orang lain dengan panggilan yang tidak baik pula.

Ada pepatah mengatakan, lisan jauh lebih tajam dari sebilah pedang, luka karena sabetan pedang dapat disembuhkan namun luka karena lisan akan terus terkenang. Itulah kekuatan lisan yang sedikit disadari membawa dampak buruk bagi mereka yang dirundung, baik itu fisik maupun psikisnya.

Penulis pernah membaca bahwa seseorang hanya butuh waktu 5 menit untuk mengetik perkataanya yang menyakiti, sedangkan seseorang yang menerima perkataan tersebut butuh waktu 5 jam, 5 hari bahkan 5 tahun untuk bisa melupakan itu. Berada di media sosial bukan berarti kita bisa bebas mencela atau menjelek-jelekkan orang lain. Kita sebagai umat muslim harus berhati-hati dalam memberikan tanggapan atau komentar kepada orang lain dengan tetap memperhatikan etika dan norma seperti di dunia nyata, selain itu kita juga harus saling menjaga dan menebar kasih sayang pada semua.

“Muslim adalah orang yang menyelamatkan semua orang muslim dari lisan dan tangannya. Dan Muhajir adalah orang yang meninggalkan segala larangan Allah.” (HR. Bukhari)

Dalam sebuah riwayat, Rasulullah saw berkata kepada Hadhrat Abu Bakar ra, bahwa ketika seseorang dihina oleh orang lain dan ia hanya diam saja dalam menanggapinya, maka malaikat akan membalaskan baginya. Namun ketika ia juga membalas dengan hinaan, maka syaitan akan mendekatinya.

Hal ini pun senada dengan yang disampaikan oleh pendiri Jemaat Ahmadiyah, Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad a.s. bersabda, “Ciptakanlah cinta dan rasa persaudaraan di antara sesama, dan tinggalkanlah kebuasan serta pertentangan. Hindarkanlah diri kalian dari segala macam olok-olokkan dan sikap mempermainkan, sebab sikap memperolok-olokkan membawa hati manusia sangat jauh dari kebenaran. Bersikaplah dengan penuh hormat terhadap satu sama lain.” (Malfuzat, jld. I, hlm. 266-268).

Sobat keren, ingatlah bahwa Allah Ta’ala tidak akan menghukum seseorang atas apa yang ada di dalam hatinya, melainkan apa yang dikatakan dan diamalkannya. Oleh karenanya, jaga lisan kita dari perkataan mencela dan menyakitkan, demikian halnya jari-jemari kita ketika bermedia sosial.

Note : Jika postingan ini dirasa bermanfaat silahkan untuk menshare kembali.


Facebook


Twitter


Youtube


Instagram


Spotify

Share

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *